Pulau Sanger | Senin - Sabtu, 14 - 19 Desember 2015
[Event] Menyisir Pesisir Sanger dengan Injil
Pulau Sanger | Senin - Sabtu, 14 - 19 Desember 2015
[Event] Ibadah Natal Jemaat 2015
[Event] Perjalanan Penginjilan Sulawesi Barat
Ringkasan Khotbah ~ Bertindak dengan Iman
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 30 Agustus 2015
Markus 5:25-34
Dalam masa Yesus berada dalam dunia, mujizat mewarnai perjalanan hidup Yesus, namun dalam pembacaan ini, Tuhan Yesus tidak bertujuan untuk datang mengadakan mujizat dengan menyembuhkan wanita ini, tetapi wanita ini memanfaatkan kesem-patan dari perjalanan Yesus.
Kondisi wanita ini sendiri dikatakan sangat menderita (Mark. 5:25), walaupun memang tidak dijelaskan secara mendetail seperti apa penderitaannya tapi digambarkan bahwa dia sudah menghabiskan segala yang dia miliki untuk berobat namun justru penyakitnya semakin memburuk. Berbicara tentang berobat, berhati-hatilah dengan kuasa gelap yang seolah-olah menyembuhkan. Belajarlah melihat kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Yesus tidak khusus datang pada wanita tersebut, tapi ada pengharapan pada wanita ini (ay. 27), ternyata wanita ini sudah mendengar berita tentang Yesus (Injil). Dan saat dia melakukan tindakan, menjamah jubah Yesus, wanita ini disembuhkan.
Lewat Firman Tuhan ada pengharapan oleh karena itu, dengarkan Firman, baca Firman agar kita memiliki pengharapan didalam Yesus Kristus. Injil adalah kekuatan Allah (Rm. 1:16), lewat Injil kita mempunyai kekuatan, tapi butuh suatu tindakan untuk merasakan kekuatan Allah, seperti halnya wanita ini berusaha walaupun dalam keadaan sakit untuk datang pada Yesus.
Janganlah kita menjadi orang yang miskin Rohani, tapi tumbuhkan iman kita dengan mendengarkan Firman Tuhan (Rm. 10:17). Tapi bukan hanya mendengar saja, bukan hanya membaca saja tapi kita juga perlu untuk menuruti Firman itu (Why. 1:3). Dan saat kita melakukan Firman disitulah cikal bakal mujizat Tuhan terjadi dalam hidup kita. Percaya Tuhan pasti menolong kita dalam segala hal yang kita hadapi dalam dunia ini.
Iman yang akan menggambarkan hal-hal besar bagi kita, iman yang akan memberikan kita kemenangan dan mampu mengalahkan dunia (1 Yoh. 5:4-5). Berita tentang Yesus selalu mengalahkan dunia. Oleh karena itu miliki iman dalam Yesus Kristus, karena tanpa iman kita tidak berkenan dihadapan Allah (Ibr. 11:6). Lakukan segala seuatu dengan iman.
Dan ternyata wanita ini adalah orang Israel karena Tuhan menyebutnya sebagai “anak-Ku” (Mark. 5:34), tapi dia tidak menyadari kekuatan yang ada dalam diri anak-anak Allah. Kuasa Allah akan terbukti kalau kita ber-tindak dengan iman. Kita adalah anak-anak Allah, oleh karena itu kita memiliki kekuatan dalam Yesus Kristus. Dengan iman kita diselamatkan, disembuhkan, dan dipulihkan dalam segala hal. Percaya bahwa Dia ada, Yesus ada beserta dengan kita dalam segala hal. (~dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 30 Agustus 2015
Ringkasan Khotbah ~ Kemerdekaan Yang Berdampak
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 23 Agustus 2015
Galatia 5:1
Kemerdekaan, kata merdeka sama artinya dengan bebas. “Free”, “Independent” merupakan kemerdekaan, tapi apakah kita sudah benar-benar merdeka saat kita merayakan 70 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia. Ada beberapa macam kemerdekaan menurut Alkitab:
1) Kemerdekaan dari janji Bapa, Tuhan menjanjikan berkat Abraham bagi kita (Kej. 12:1), karena kita adalah keturunan Abraham melalui iman kepada Yesus. Abraham dijanjikan menjadi bangsa yang besar, Tuhan memberkati yang memberkati kita dan mengutuk bagi yang mengutuk kita, kita akan berdampak bagi orang lain dengan menjadi berkat bagi mereka. Berkat itu ada pada kita lewat pengorbanan Yesus di kayu salib (Gal. 3:13-14)
2) Kemerdekaan dari Hukum Taurat (Gal. 5:4), jelas tertulis dalam ayat tersebut jika kita mengharapkan kebenaran dari hukum Taurat kita hidup diluar kasih karunia Yesus, Yesus telah menggenapi hukum Taurat lewat pengorbanan-Nya diatas kayu salib, tapi bukan berarti kita sudah tidak memakai lagi Perjanjian Lama seperti halnya “Teologi Kasih Karunia”, Kita tetap mempergunakan Alkitab itu secara utuh karena itu adalah Firman Tuhan.
3) Merdeka dari perbuatan daging (Gal. 5:16-18), dengan hidup oleh Roh kita dimerdekakan dari perbuatan daging, karena Roh dan daging bertentangan, dimana perbuatan daging selalu menyangkut kepada kesenangan dunia diantaranya: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Tapi marilah kita hidup oleh Roh, karena buah Roh adalah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelahlambutan, dan penguasaan diri.
4) Merdeka dari dosa (Rm. 6:18), kita dimerdekakan dari dosa saat Yesus mati dikayu salib, dan kalau kita dimerdekakan dari dosa berarti kita menjadi hamba kebenaran. Cuma Yesus yang bisa memberikan kita kemerdekaan yang sesungguhnya dari dosa. dosa hanya membuat kita menderita, sakit, jauh dari Tuhan, kehilangan berkat. Sehingga Paulus berkata “Syukur kepada Allah” untung ada Tuhan, sehingga dia dapat dimerdekakan dari perbuatan dosa.
Itu merupakan kemerdekaan yang Tuhan inginkan dalam hidup kita, dan dengan merdekanya kita, kita menjadi hamba-Nya. Oleh karena itu miliki Buah Roh (Gal. 5:22-23), itu merupakan kemerdekaan orang Kristen, memang tidak gampang dan menderita, tapi lewat semua itu kita dapat dimerdekakan dari dosa. Tuhan Yesus Memberkati. (~WS/dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 23 Agustus 2015
Ringkasan Khotbah ~ Ditengah krisis yang melanda dunia
Pengkhotbah: Pdt. Joseph Gerungan STh.
Minggu, 16 Agustus 2015
Wahyu 6:5-6
Krisis, sebenarnya apa arti kata “krisis”, kata ini dapat diartikan “suatu keadaan berbahaya atau keadaan yang genting”. Dalam pembahasan kali ini krisis terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1) Krisis Ekonomi. Ekonomi menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupan kita, tapi saat ini kita tengah dilanda dengan krisis ini, yang berdampak pada:
pangan, membuat kebutuhan pangan tak tercukupi sehingga menyebabkan gizi buruk.
keuangan, terjadinya inflasi dan monoter, yaitu kemerosotan nilai uang dikarenakan banyak dan cepatnya uang beredar sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan harga barang.
2) Krisis Keamanan (Why. 6:3-4). Siapa yang tidak takut jika keamanan/damai sejahtera telah diangkat dari bumi, semua pasti takut, karena dengan dicabutnya damai sejahtera dari bumi, akan membuat kita gelisah. Oleh karena itu kita harus menjadikan Firman sebagai landasan hidup kita.
3) Krisis Peperangan. Krisis peperangan sangat berdampak pada ekonomi, keamanan dll. Contohnya perang dunia I dan II membuat ekonomi dan hal-hal lain menjadi runtuh, 2 akibat dari krisis peperangan antara lain:
kelaparan, karena perang menyebabkan pasokan makanan kurang dan membuat kelaparan dimana-mana.
wabah penyakit, karena perang membuat obat-obatan sulit didapatkan sehingga membuat penyakit menjadi menular kemana-mana karena tidak disembuhkan.
4) Krisis Rohani. Krisis ini merupakan krisis yang berbeda dari yang disebutkan sebelumnya, karena krisis rohani memiliki bentuk seperti pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari kebenaran, diantaranya:
Teologi kontemporer, teologi kritis yang didasarkan pada keraguan dan kecurigaan terhadap Alkitab. mereka mempertanyakan tentang kebenaran Alkitab.
Teologi kemakmuran, suatu pemahaman bahwa orang Kristen yang miskin itu merupakan orang yang terkutuk.
Teologi liberal, memberi paham bebas berpikir, bertindak dan berkata-kata sesuai dengan pendapat sendiri, apa yang tidak cocok dengan akal sehat akan ditolak (kehendak bebas).
Teologi Predestinasi, keyakinan bahwa sekali selamat tetap selamat.
Rasul Paulus sudah melihat bahaya dari pengajaran ini yang mulai menyusup dalam gereja dikorintus sehingga ia menulis “penderitaan tentang salib memang kebodohan bagi mereka yang akan binasa” (1 Kor. 1:18a)
Jadi kita haruslah kembali pada teologi kontekstual yaitu pemahaman yang benar-benar sesuai dengan Firman Tuhan. Karena jika kita memberitakan hal yang bukan sebenarnya, kita akan terkutuk bahkan malaikat sorga sekalipun (Gal. 1:8). Oleh karena itu ditengah krisis yang melanda dunia, marilah kita senantiasa berpegang pada Firman Tuhan dan berdoa agar kita mampu melewati semua itu. Tuhan Yesus Memberkati. (~WS)
~ Pengkhotbah: Pdt. Joseph Gerungan STh. (dari Jakarta)
di Ibadah Raya – Minggu, 16 Agustus 2015
Ringkasan Khotbah ~ Ada Yesus, tetaplah tenang dan tidak perlu takut.
Pengkhotbah: Bpk. Yoppi Sumele
Minggu, 09 Agustus 2015
Matius 14:27
Saat para murid melihat Yesus berjalan diatas air mereka berseru “itu hantu” lalu berteriak-teriak karena takut tetapi Yesus berkata kepada mereka “Tenanglah! Aku ini, jangan takut” tanpa kita sadari kata yang terdapat dalam Mat. 14:27 ini memiliki arti dan manfaat yang banyak, yaitu:
1) Tenanglah, banyak hal yang membuat kita tidak tenang mulai dari masalah keluarga, masalah ekonomi, dan masalah-masalah lainnya, tapi kita harus tenang karena ternyata banyak manfaatnya, yaitu:
Menyegarkan tubuh (Amsal 14:30).
Menjadi kekuatan kita (Yes. 30:15), ternyata dengan tinggal tenang terdapat kekuatan kita.
Supaya dapat berdoa (1 Ptr. 4:7), ternyata dengan tenang kita bisa berdoa, karena jika tidak tenang kita tidak mungkin dapat berdoa.
2) Aku ini. Berbicara tentang Yesus, tapi siapa Yesus sebenarnya, mari kita mengenal siapa Yesus itu.
Mesias (Yoh. 4:25-26), dalam ayat ini dikatakan bahwa Yesus adalah Mesias.
Roti hidup (Yoh. 6:35), barang siapa datang kepada-Nya ia tidak akan lagi lapar secara Rohani.
Terang dunia (Yoh. 8:12), barang siapa yang mengikut Yesus takkan berjalan dijalan kegelapan.
Pintu yang membuka jalan (Yoh. 10:9), karena barang siapa yang masuk melalui Yesus ia akan selamat.
Gembala yang baik (Yoh. 10:11), karena gembala yang baik menyerahkan nyawanya untuk domba-domba-Nya.
Jalan kebenaran (Yoh. 14:6), tidak seorang pun datang kepada Bapa tanpa melalui Yesus.
Kebangkitan (Yoh. 11:25), Barang siapa yang percaya pada Yesus ia akan hidup walaupun ia sudah mati.
Pokok anggur yang benar (Yoh. 15:1), di ayat ini Yesus berkata “Akulah pokok anggur yang benar…” oleh karena itu tetaplah melekat pada pokok anggur itu.
3) Jangan takut, banyak manusia takut, tapi kita diajarkan jangan takut, berikut penyebab takut dan cara mengatasinya.
Kuatir, banyak orang yang kuatir akan banyak hal tapi kita diajarkan untuk menyerahkan segala kekuatiran kita pada Tuhan (Mzm. 55:23), karena Dia memelihara kita (1Ptr. 5:7)
Bimbang, terkadang hal ini membuat kita takut tapi kita harus percaya Yesus beserta kita.
Memiliki kesalahan, kita takut karena kita memiliki banyak kesalahan tapi kita harus tahu Yesus telah menyelamatkan kita dan kita harus percaya kita berada di tangan Tuhan yang penuh kemenangan.
Dengan demikian kita tahu bahwa ternyata terdapat makna yang luar biasa dari kata “Tenanglah! Aku ini, jangan takut.”. Tuhan Yesus Memberkati. (~WS)
~ Pengkhotbah: Bpk. Yoppi Sumele. (Utusan Pelprip Wilayah Kombi)
di Ibadah Raya – Minggu, 09 Agustus 2015
Ringkasan Khotbah ~ Penderitaan Yesus Sebagai Teladan
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 02 Agustus 2015
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. ~ 1 Petrus 2:24
Yesus telah mati di kayu salib dengan satu tujuan, yaitu menebus dosa manusia, Dia telah menderita untuk kita dan dari penderitaan-Nya itu kita dapat belajar beberapa hal yang penting, yaitu:
1) Penderitaan penundukan diri (1 Ptr. 2:18), Di surat ini mengatakan harus tunduk kepada tuan kita tapi bukan hanya kepada tuan yang baik tapi juga kepada tuan yang bengis/jahat, memang berat kalau harus tunduk kepada pemimpin yang jahat. Tetapi sebagaimana Yesus telah melakukannya kita juga dapat melakukannya.
2) Menanggung penderitaan yang tak harus ditang-gung (1 Ptr. 2:19). Menanggung penderitaan yang tak harus di tanggung merupakan hal yang berat tapi itu sebuah kasih karunia. Kasih karunia dan berkat itu berbeda. Kasih karunia adalah suatu pemberian yang diperoleh tanpa ada usaha dari kita, sedangkan berkat adalah suatu pemberian yang membutuhkan usaha dari kita.
3) Penderitaan karena berbuat baik (1 Ptr. 2:20). Hal ini adalah sebuah kasih karunia, sebab dapatkah diberi pujian jika kita menderita pukulan karena dosa? jawabannya tidak. Tapi saat kita menderita karena perbuatan baik kita, itu merupakan kasih karunia pada Allah.
4) Penderitaan karena menyerahkan semuanya pada Tuhan (1 Ptr. 2:23). Ketika semua orang mencaci maki Yesus, Dia tidak membalas dengan caci maki, ketika Yesus menderita, Dia tidak mengecam orang-orang yang menyiksa dan mencaci-maki Dia, tetapi Yesus menyerahkannya kepada Dia yang menghakimi dengan adil dan Yesus bahkan mengucap syukur saat Dia disakiti. Begitu pula dengan kita, kita pun harus menyerahkan semuanya kepada Tuhan, karena dibalik semua persoalan yang kita hadapi ada rencana Tuhan yang indah dalam hidup kita.
Marilah kita belajar kepada penderitaan Yesus tentang bagaimana menjalani hidup, yaitu hidup dengan penundukan, menanggung penderitaan yang tak se-harusnya kita tanggung, berbuat baik, dan menyerah-kan semuanya kepada Tuhan, supaya kita hidup dalam kebenaran (1 Ptr. 2:24). Karena lewat semuanya itu Tuhan mempunyai rancangan yang indah buat kehidupan kita semua. (~WS)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 02 Agustus 2015
Ringkasan Khotbah ~ Dari Dia, bagi Dia dan oleh Dia
Pengkhotbah: Pdt. Fredy Sondakh STh.
Minggu, 26 Juli 2015
Roma 11:36
Pengucapan syukur merupakan suatu tradisi Rohani. Semua hasil yang kita peroleh adalah dari Tuhan, tapi bukan hanya berupa materi saja berkat dari Tuhan tapi setiap pagi kita bangun, menikmati udara segar, sinar matahari yang menghangatkan semua itu juga adalah berkat yang dari Tuhan. Semua dari Tuhan oleh karena itu jaga hubungan kita dengan Tuhan, dan dalam Tuhan tidak ada yang kekurangan.
Tubuh kita adalah milik Tuhan karena Yesus telah membayar kita dengan darah yang mahal, oleh karena itu kita wajib untuk mengucap syukur. Kita masih bisa menghirup nafas sampai hari ini itu semua berkat Tuhan, kuasa setan sudah tidak berlaku lagi dalam hidup kita karena kita sudah dibayar dengan darah Yesus, oleh karena itu tidak perlu kita takut dalam menjalani hidup ini.
Kualitas anak Tuhan terlihat saat Tuhan memberkati kita bukan hanya dalam bentuk jasmani tapi juga dalam bentuk Rohani.
Ada beberapa poin tentang berkat yang Tuhan berikan dalam hidup kita:
1) Segala sesuatu dari Dia, oleh karena itu bersyukur-lah pada Tuhan akan segala sesuatu yang Tuhan berikan. Jangan lupa mengucap syukur saat kita dalam kondisi yang diberkati oleh Tuhan. Berbanggalah dengan apa yang Tuhan berikan, syukuri semuanya itu. Tuhan memberikan semua berkat tersebut dengan cuma-cuma oleh karena itu kembalikan pujian dan penyembahan bagi Tuhan.
Belajar bersyukur pada Tuhan pada kondisi apapun dalam kehidupan kita. Pasti ada rencana Tuhan dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita walaupun terkadang kelihatannya mengecewakan, tetaplah bersyukur, jangan cepat emosi tapi mengucap syukurlah.
2) Segala sesuatu bagi Dia, berikan pada Tuhan segala yang kita terima. Jangan sampai kita salah memperguna-kan berkat yang kita terima. Pergunakanlah apa yang Tuhan berikan itu sebaik mungkin untuk kemuliaan nama Tuhan. Dan cepat perbaiki kehidupan kita saat kita berbuat salah.
3) Segala sesuatu oleh Dia, andalkan Tuhan dalam segala sesuatu karena Tuhan memimpin langkah kita, penyertaan manusia terbatas tapi penyertaan Tuhan tidak terbatas. Andalkan Tuhan dalam segala aktifitas kita.
Banggalah karena kita punya Yesus. Andalkan Tuhan selagi kita masih kuat dan sehat, jangan menaruh pengharapan dalam hal-hal lahiriah. bersyukurlah dalam segala hal, jadilah jemaat yang cinta Yesus dalam keadaan apapun, orang yang bangga dengan Tuhan pasti takut akan Tuhan, cari Tuhan maka Tuhan akan memberkati kita.
~ Pengkhotbah: Pdt. Fredy Sondakh STh. (dari Sulawesi Barat)
di Ibadah Raya – Minggu, 26 Juli 2015
Ringkasan Khotbah ~ Mencari Tuhan
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th.
Minggu, 19 Juli 2015
1 Korintus 10:13
Alkitab tidak menjamin kita akan steril dengan masalah, dalam hidup ini pasti kita semua akan menghadapi masalah. Dalam melayani Tuhan pun kita tidak akan terlepas dari masalah, tapi Tuhan menjamin untuk menyertai kita dan memberikan jalan keluar saat kita mengalami masalah (1 Kor. 10:13, Fil. 4:13).
Yesus rela mati dikayu salib bagi keselamatan kita. Tuhan senang kita meminta pertolongan Tuhan saat kita mengalami masalah, jangan mengandalkan kekuatan kita untuk menghadapai masalah, tapi andalkan Tuhan.
Setiap orang tidak lepas dari masalah/pencobaan tapi ketika kita dicobai ingatlah bahwa ada Tuhan yang mampu memberikan kita kekuatan, memberikan kita jalan keluar. Dalam perikob ayat ini dituliskan “Israel sebagai peringatan”. Tuhan memilih bangsa Israel, membentuk mereka, membawa mereka keluar dari Tanah Mesir. Namun ada hal yang membuat Tuhan marah terhadap bangsa Israel sehingga menjadikan mereka sebagai peringatan kepada kita.
Ada 5 hal yang menjerumuskan bangsa Israel:
Menginginkan hal-hal yang jahat (1 Kor.10:5-6), salah satu hal pikiran jahat mereka adalah nafsu rakus yang dijelaskan pada ayat (Bil. 11:4), kita bisa makan, kita bisa berpesta tapi makan dengan perhitungan.
Penyembahan berhala (1 Kor. 10:7), Tuhan tidak pernah rugi untuk kehilangan banyak orang yang berdosa, sehingga Tuhan membinasakan sebagian dari mereka karena penyembahan berhala.
Percabulan / Perzinahan (1 Kor. 10:8), Tuhan membunuh bangsa Israel karena percabulan, zaman sekarang percabulan bahkan dapat ditemukan dalam telepon genggam, oleh karena itu jaga pikiran kita dalam mempergunakan alat-alat tersebut.
Menentang Tuhan (1 Kor. 10:9), jangan kita menen-tang Tuhan, karena apa yang Tuhan buat itu pasti yang terbaik buat kita. Mengalir saja dengan rencana Tuhan dalam hidup kita dan percaya penuh pada-Nya.
Bersungut-sungut (1 Kor. 10:10), Tuhan punya begitu banyak cara untuk memberkati kita, oleh sebab itu layani Tuhan dengan kerendahan hati, mengalir dengan rencana Tuhan, dan mengucap syukurlah dalam segala hal.
Jadikan peristiwa bangsa Israel sebagai contoh bagi kehidupan kita jangan sampai kita mengalami murka Tuhan karena 5 hal ini. Saat kita dicobai, Tuhan sanggup menolong kita, Dia sanggup memberi solusi, oleh karena itu marilah kita mencari Tuhan, datang dan berserah pada-Nya.
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 19 Juli 2015
Ringkasan Khotbah ~ Taat pada Firman Tuhan
Pengkhotbah: Pdm. Debora Mamentu-Tumarar
Minggu, 12 Juli 2015
Yosua 24:14-15
Hidup takut akan Tuhan itu berarti melakukan kehendak Tuhan tanpa syarat, karena segala sesuatu ada dalam sepengatahuan Tuhan. Diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, oleh karena itu taati Firman Tuhan. Selama kita diijinkan hidup bereskan kehidupan kita dengan Tuhan. Tujuan ayat ini adalah untuk mengingatkan bangsa Israel agar membenahi kehidupan mereka. Yesus mati dikayu Salib untuk menjadikan kehidupan kita agar layak dihadapan Allah.
Beribadah itu mengandung janji, dan dengan beribadah kita dapat mengerti kehendak Tuhan, oleh karena itu beribadahlah dengan hati yang tulus ikhlas dan setia. Jadi orang Kristen tidak segampang apa yang ada di KTP, tapi orang Kristen itu harus hidup sesuai dan berdasarkan Firman Tuhan. Cari tahu yang Tuhan mau dalam kehidupan kita, belajar untuk mengerti kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Marilah kita hidup menghasilkan buah seperti halnya bapak Mia yang walaupun dalam pergumulan tetap memberikan semangat pada orang lain, tidak mengeluh, rajin dan setia sampai akhir. mari kita mempersiapkan kekekalan kita dengan baik. Jangan remehkan Ibadah.
Belajar hidup tulus dihadapan Tuhan, karena orang yang tulus akan memandang Allah (Mzm. 11:7b). Tuhan yang penuh kasih membuka tangan untuk kita orang berdosa datang pada-Nya, begitu juga seharusnya dengan Gereja, Gereja seharusnya adalah bengkel untuk orang berdosa. Kita ini terbatas tapi serahkan segala sesuatu pada Tuhan yang tak terbatas.
Saat kita mengalami proses Tuhan, itu merupakan cara Tuhan supaya kita menjadi yang terbaik dihadapan Tuhan, datang beribadah dengan tulus maka kita akan dipulihkan. Lakukan tugas kita dengan penuh tanggung jawab. Setia mengiring Yesus, setia berarti memiliki keteguhan hati apapun kondisinya.
Untuk taat kita membutuhkan kerendahan hati, Tuhan pasti pelihara saat dia menempatkan kita disuatu tempat. Tuhan tidak pernah ingkar janji. Lakukan apa yang kita katakan. Minta Tuhan memulihkan hubungan kita dengan Tuhan agar kita dimampukan melakukan Firman Tuhan, dan hidup kita pasti dipulihkan. Berlakulah tulus, setia, dan berkomitmen, maka kita tidak tergoyahkan. Cuma Yesus yang mampu memulihkan kita, bangun ketaatan dan ketaatan membutuhkan kerendahan hati, lakukan Firman Tuhan, dan beribadahlah dengan tulus ikhlas dan setia.
~ Pengkhotbah: Pdm. Debora Mamentu-Tumarar (Ibu Rohani)
di Ibadah Raya – Minggu, 12 Juli 2015
Ringkasan Khotbah ~ Keluarga yang diberkati
Pengkhotbah (kedua): Pdt. Fredy Sondakh S.Th.
Minggu, 05 Juli 2015
Kejadian 26:12-14
Diberkati bukan hanya berbicara tentang materi, tapi juga berbicara tentang iman. Beberapa hal yang dibahas dalam ayat ini agar kita dapat diberkati secara rohani dan jasmani.
1) Taat terhadap Firman Tuhan (Kej. 26:1-3), jangan coba-coba kita meninggalkan persekutuan ibadah karena disini kita akan saling membangun dalam Tuhan. Belajar menuruti kehendak Tuhan.
2) Rajin bekerja / tidak malas. Ishak diberkati Tuhan karena dia tidak malas, dia rajin menabur benih diladangnya (Kej. 26:12).
3) Bangun Mezbah persekutuan dengan Tuhan, jaga persekutuan kita dengan Tuhan, jaga kedekatan kita dengan Tuhan jangan menjauh dari Tuhan, karena diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa.
Dan saat kita diberkati, jangan mengabaikan untuk mengasihi orang lain, perbaiki persahabatan kita, ulurkan tangan pada orang-orang yang mungkin pernah mengecewakan kita. Marilah saling memperbaiki satu sama lain jangan saling menyalahkan.
Yesus Datang segera, bangun mezbah Doa dengan Tuhan. Doakan Desa kita, doakan negeri kita agar banyak jiwa dapat diselamatkan.
~ Pengkhotbah (kedua): Pdt. Fredy Sondakh S.Th. (dari Sulawesi Barat)
di Ibadah Raya – Minggu, 05 Juli 2015
Ringkasan Khotbah ~ Belum Selesai
Pengkhotbah (pertama): Pdt. Jemmy Lintang
Minggu, 05 Juli 2015
Efesus 2:10, Kolose 2:6-8, Zefanya 2:1-3
Orang Kristen harus punya prinsip, jangan suka ikut-ikutan. Karena kita bukan milik kita sendiri tapi milik Kristus Yesus. Dia rela melepaskan kemuliaan yang dimilikinya untuk datang pada kita. Oleh karena itu kita harus menjadi Immanuel, yaitu harus benar-benar Allah beserta dengan kita.
Kita dipilih untuk melayani, kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik. Oleh karena itu taruh Yesus dihati kita maka kesukaan kita tidak akan hilang. Kita memang punya banyak keterbatasan tapi jika kita menaruh Yesus dihati kita, kita akan mendapatkan kekuatan, Roh Kudus akan menguatkan kita.
Jangan hanya sekedar percaya saja pada Yesus tapi undang Dia untuk datang dan tinggal didalam kita, maka kita akan memberikan dampak pada lingkungan sekitar kita bahkan mungkin pada dunia. Mari kita jaga pikiran kita, pengaruhi pikiran kita dengan Firman jangan dipengaruhi oleh pikiran kita. Jadikan Firman menguasai hidup kita, jika Yesus didalam kita, kita punya kekuatan/kuasa, kuasa untuk memenang-kan jiwa-jiwa buat Tuhan.
Anug’rah terindah itu bukanlah harta, tapi orang yang kita kasihi datang pada Tuhan. Teriakan kebenaran, berdoa buat Manado, karena Sulawesi Utara sedang dalam tantangan besar melawan kesenangan-kesenangan dunia. Tapi kita punya kuasa, tidak perlu takut, oleh karena itu bangkitkan semangat, jangan malas, cari keadilan dan cari kekudusan. Beritakan Firman Tuhan masih banyak jiwa yang membutuhkan keselamatan.
~ Pengkhotbah (pertama): Pdt. Jemmy Lintang
di Ibadah Raya – Minggu, 05 Juli 2015
Ringkasan Khotbah ~ Saudara dalam darah daging dan Saudara dalam Tuhan
Pengkhotbah: Pdt. Drs. Simon Lambey
Minggu, 28 Juni 2015
Matius 12:46-50
Setiap kata yang keluar dari mulut Yesus adalah Firman, karena Yesus adalah Firman itu sendiri, Yesus adalah Firman yang hidup. Dalam ayat ini ketika Yesus sedang menyampaikan Firman, ibu dan saudara-saudara-Nya ingin bertemu dengan Dia, tapi Yesus malah berkata seolah-olah tidak ingin menemui mereka, Tuhan tidak memfokuskan perhatian-Nya pada mereka karena Dia tahu nantinya perhatian mereka akan teralihkan, dan mereka dapat mencuri kemuliaan Tuhan.
Yesus tidak begitu tertarik dengan saudara darah & daging, tapi setiap orang yang melakukan Firman Tuhan merekalah saudara-saudara dan Ibu Yesus (Mat. 12:50). Yesus tidak berkata Bapa karena Yesus hanya memiliki Bapa disorga. Dengan demikian ketika kita melakukan kehendak Allah kita disebut saudara Tuhan Yesus. Ayat 50 ini (Mat.12:50) meruapakn dasar dari kata-kata “saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus”. Kita telah diangkat Tuhan menjadi saudara-Nya Sehingga kita juga memiliki Bapa yang sama dengan Yesus.
Dengan melakukan Firman kita juga menjadi Anak Allah (Gal. 4:6-7). Dan karena kita adalah Anak Allah kita juga adalah ahli waris kerajaan Sorga. Saudara dalam darah daging itu terbatas, karena hanya berlaku hanya pada sebagian orang saja di anggota keluarga kita, tapi saudara dalam Tuhan itu tidak terbatas, dapat berlaku seluas mungkin.
Tuhan Yesus telah mempersatukan kita, oleh karena itu marilah kita saling peduli satu dengan yang lain, saling memperhatikan, saling mengingatkan, saling mendu-kung.
Terkadang saudara dalam dara daging itu mengece-wakan contohnya Kain dan Habel, Yakub dan Esau, Ishak dan Ismail dll. Tapi marilah kita pelihara tali persaudara kita bukan hanya tali persaudara dalam darah daging tapi terlebih lagi tali persaudaraan kita didalam Tuhan. Jadikan persaudaraan darah daging juga mempunyai ikatan yang kuat didalam Tuhan. Pelihara persaudaraan kita dalam Kristus.
Oleh karena itu lakukan kehendak Allah. Sehingga kita menjadi Anak Allah, menjadi saudara dengan Yesus Kristus dan menjadi saudara dengan semua orang yang melakukan kehendak Allah. Sebab itu lakukanlah kehendak Allah antara lain: jaga kekudusan (1 Tes. 4:3, Ibr. 12:14), berbuat baiklah (1 Ptr. 2:15, Gal. 6:9-10), bersukacita, berdoa, dan mengucap syukur dalam segala hal (1 Tes. 5:16-18). Dengan demikian kita menjadi saudara dalam Tuhan Yesus, dan menjadi Anak-anak Allah.
~ Pengkhotbah: Pdt. Drs. Simon Lambey (dari Manado)
di Ibadah Raya – Minggu, 28 Juni 2015
Ringkasan Khotbah ~ Mempersiapkan Jemaat Masuk Surga
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th.
Minggu, 21 Juni 2015
Wahyu 22:20
Kitab Wahyu ditulis oleh Yohanes saat pembuangan dipulau patmos. Pulau patmos sendiri merupakan pulau gersang dan berbatu, dan pulau ini merupakan tempat pembuangan orang-orang yang mempunyai kasus yang berat. Tapi dalam penderitaannya Yohanes dapat berkata “Amin, datanglah, Tuhan Yesus”. Bagaimana dengan kita, sudah siapkah kita jika Tuhan datang? Seperti apa persiapan kita?
Mari kita melihat contoh jemaat di Tesalonika, mereka merupakan jemaat yang mandiri. Dan jemaat ini hanya dilayani oleh paulus selama kurang lebih 3 Minggu (3 kali hari sabat). Dan banyak orang yang dimenangkan, yang kebanyakan adalah orang Yunani (orang yang dianggap kafir) (Kis. 17:1-4). Dan jemaat ini memiliki kulaitas yang tinggi (1 Tes. 1:1), mereka ada didalam Bapa. Pastikan hidup kita ada dalam Tuhan jangan hanya kelihatan saja ada dalam Tuhan.
Ada 3 pilar dasar jemaat untuk mempersiapkan masuk surga (1 Tes. 1:2-3), yaitu pekerjaan iman, usaha kasih dan ketekunan pengharapan.
1) Pekerjaan iman (1 Tes. 1:9). Merupakan respon kita saat ketika kita menyambut Firman Tuhan, ketika kita berbalik dari berhala-berhala. Sehingga dengan iman kita mampu menerobos hal-hal yang mustahil. Jadilah jemaat yang memiliki iman yang hidup, iman yang berdaya guna.
2) Usaha kasih (1 Tes. 1:9). Melayani Allah yang hidup dengan hidup kita. Pelayanan bukan hanya sekedar memberikan uang, tapi hidup kita juga perlu dipersembahkan. Lakukan pekerjaan kita untuk Tuhan bukan manusia. Pelayanan juga bukan hanya sekedar memberi apa yang kita punya, tapi kehidupan kita juga merupakan pelayanan, dan jerihpayah kita dalam Tuhan tidak perna sia-sia.
3) Ketekunan pengharapan (1 Tes. 1:10). Semua kesuk-sesan butuh proses, dibutuhkan ketekunan untuk melalui proses tersebut, begitu juga dengan menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, dibutuhkan ketekunan. Jangan sampai kita patah semangat (2 Ptr. 3:4-9), waspada dengan perkataan-perkataan yang membuat patah semangat, percaya pada Firman Tuhan karena Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya.
Miliki tiga pilar ini dalam mempersiapkan menyambut kedatangan-Nya yang kedua kalinya Iman (menerima Tuhan), Kasih (melayani Tuhan), Pengharapan (bertekun menanti Tuhan). Jika kita memiliki persiapan, kita mampu berkata “Amin, datanglah, Tuhan Yesus”.
Kiamat ada dua macam, mati Tubuh dan kedatangan Tuhan. Apakah kita sudah siap, persiapkan kehidupan kita, hiduplah tulus, suci, dan berkenan pada Tuhan.
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 21 Juni 2015
Ringkasan Khotbah ~ Kebahagiaan Oleh Roh Kudus
Pengkhotbah: Pdm. Debora Mamentu-Tumarar
Minggu, 14 Juni 2015
Mazmur 84:5-6
Semua orang merindukan kebahagiaan, tapi tidak sedikit juga orang yang berusaha mencapai kebahagiaan dengan cara yang melenceng dari kebenaran. Orang berusaha keras untuk mencapai kebahagiaan dan tidak sedikit juga yang mengambil jalan pintas.
Pergunakan waktu yang ada agar kita mendapatkan kebahagiaan yang sejati yang dari Tuhan, karena sedikit waktu lagi antikris akan menguasai segala sesuatu didunia ini, oleh karena itu hiduplah taat dan setia, bangun hubungan dengan Tuhan.
Biarlah Firman Allah bisa tersebar dari tempat ini, agar ada sukacita yang dari Tuhan ditempat ini. Akan ada satu masa dimana Firman akan diangkat, oleh karena itu selama ada kesempatan, selama pintu kemurahan masih terbuka mari cari hadirat Tuhan. Buka hati kita, dengan Firman ada pemulihan.
Pergunakan waktu beribadah benar-benar untuk Tuhan, pusatkan hati dan pikiran kita pada Tuhan. Hormati Ibadah, sembah Tuhan. Karena didalam Tuhan kita dapat menemukan kebahagiaan yang kekal.
Hari-hari ini pemulihan sedang terjadi supaya kita bisa menjadi penyembah dalam roh dan kebenaran. Kitab wahyu sedang digenapi oleh karena itu jangan kita main-main lagi, serius dengan hidup ini.
Salah satu cara mencari kebahagiaan dari Tuhan adalah perbaiki mezbah penyembahan kita. Agar kita dapat tinggal didalam Tuhan dan Tuhan didalam kita. dan ketika kita ada dirumah Tuhan berikan pujian yang terbaik. Berikan hidup kita untuk dipakai Tuhan, jaga hidup kita. Karena diluar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tuhan tahu kerinduan kita, berikan waktu yang terbaik, bangun mezbah, karena saat Tuhan bertakhta diatas pujian kita sesuatu pasti terjadi.
Cari Tuhan dimanapun kita berada, apapun rencana kita, utamakan Tuhan. Jalani segala pekerjaan dengan bahagia. Karena dengan Roh Kudus masalah sebesar apapun tidak akan membuat kita mundur.
Manusia punya banyak keterbatasan, tapi kekuatan dari Tuhan memberikan kita kuasa untuk menang, untuk menghadapi keadaan dunia ini.
Kita dapat terus berbahagia jika kita memiliki kekuatan yang dari Tuhan, serahkan segalanya pada Tuhan. Jangan takut karena janji Tuhan nyata dalam hidup kita (Mzm. 46:2-4). Jadikan Immanuel sebagai gaya hidup kita. Tuhan beserta kita.
~ Pengkhotbah: Pdm. Debora Mamentu-Tumarar (Ibu Rohani)
di Ibadah Raya – Minggu, 14 Juni 2015
Ringkasan Khotbah ~ Minta, Cari, Ketuk
Pengkhotbah: Pdt. Jolly Maweru S.Th.
Minggu, 07 Juni 2015
Matius 7:7-8
Yesus mendorong kita untuk tetap bertekun dalam doa, ayat ini merujuk pada suatu tindakan yang dilakukan terus-menerus. Banyak orang yang hanya datang pada Yesus saat mereka perlu saja, tapi biarlah kita sebagai orang Kristen dapat membangun hubungan yang dekat dengan Yesus secara terus menerus. pada dasarnya Yesus memberikan kepada kita hak penuh untuk meraih Surga, dalam ayat ini ada 3 hal, yaitu:
1) Meminta, Manusia tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang Tuhan beri, tapi disini dikatakan mintalah maka Tuhan akan beri. Terkadang saat meminta kita menjadi kecewa karena Tuhan tidak menjawab doa kita, tapi yakinlah pasti Tuhan menyediakan yang terbaik buat kita.
Kita butuh doa untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup dan untuk memperoleh sesuatu yang kita butuhkan. Mungkin kita mengalami masalah saat kita meminta, tapi mintalah terus menerus, karena Tuhan tahu apa yang terbaik buat kita karena Tuhan adalah bapa yang Baik (Mat. 7:9-11).
Apapun persoalan yang kita hadapi jangan pernah ragu untuk datang pada Tuhan. Tuhan pasti memberikan hikmat untuk menyelesaikan masalah, jangan berhenti berdoa (Mark. 11:24). Dan berdoalah sesuai dengan kehendak Allah, pelihara hubungan kita dengan Tuhan (Yoh. 15:7). Karena sifat manusia tidak akan pernah puas, oleh sebab itu jaga hubungan kita dengan Tuhan agar kita tahu mana yang baik dan yang tidak baik.
2) Mencari, Mencari disini berkaitan dengan suatu permohonan yang sungguh, disertai dengan ketaatan akan kehendak Allah. Tapi berhati-hati akan apa yang kita cari sertai dengan ketaatan akan kehendak Tuhan agar apa yang kita cari tidak sia-sia.
3) Mengetuk, Mengetuk merupakan tindakan untuk menghampiri Tuhan walaupun Tuhan belum menjawab apa yang kita minta, dibutuhkan ketekunan untuk menghampiri Allah.
Keselamatan ada ditangan Allah dan kita. Tuhan sudah memberikan kita kesempatan melalui darah Yesus, dibutuhkan respon dari kita untuk memperoleh keselamatan. Tuhan memegang kunci keselamatan, dan sekarang Yesus sedang mengetuk hati kita masing-masing, Yesus dengan rendah hati ingin makan dengan kita (Why. 3:20).
Oleh karena itu marilah kita memperjuangkan keselamatan dengan meminta (berdoa), mencari (bersungguh-sungguh), dan mengetuk (bertindak).
~ Pengkhotbah: Pdt. Jolly Maweru S.Th. (dari Desa Paso, Ambon)
di Ibadah Raya – Minggu, 07 Juni 2015
Ringkasan Khotbah ~ Terpanggil dan terpilih
Pengkhotbah: Pdt. Jemmy Holderman M.Th.
Minggu, 31 Mei 2015
Matius 7:21
Tuhan tidak melihat fisik tapi melihat hati, bukan semua orang yang berseru-seru dengan nama Tuhan akan masuk kedalam kerajaan Surga. Oleh karena itu jangan sampai kita ketinggalan, jadilah orang Kristen yang militan, memberitakan kabar keselamatan dan melakukan kehendak Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Akhir-akhir ini iman Kristen sedang mengalami ke-merosotan. Karena terjadi penyimpangan, Firman Tuhan mulai dibengkokan. Oleh karena itu perkuat pengetahuan kita akan Firman agar kita tidak mudah disesatkan. Beritakan Firman sesuai dengan yang Yesus ajarkan (Mat. 28:18-20), sesuai kehendak Tuhan. Beritakan kebenaran, lakukan kebenaran.
Banyak yang dipanggil Tuhan untuk menjadi orang Kristen, menjadi Pelayan Tuhan, Menjadi pendeta, tapi tidak semua akan masuk Surga (Mat. 22:14). Oleh karena itu mari berusaha untuk menjadi terpanggil dan terpilih. Jadilah diri kita sendiri saat kita bersaksi, jangan mencoba untuk menjadi orang lain hanya untuk motivasi-motivasi tertentu. Ada 4 hal agar kita bisa menjadi yang terpanggil dan terpilih:
1) Banyak berdoa (Yak. 5:16b). Karena doa orang benar, jika didoakan dengan penuh keyakinan, besar kuasanya. Terbuka dengan Tuhan lewat doa. Kehidupan kita perlu keterbukaan, kejujuran. Begitu juga dengan hubungan antar sesama, suami-istri, pun perlu keterbukaan. Perlengkapi hidup kita dengan doa agar kita dapat menghadapi serangan yang datang secara tiba-tiba, Pertahankan kekudusan hidup, terutama buat anak-anak muda. Bangun keterbukaan dengan Tuhan lewat doa.
2) Banyak baca Firman (Mzm. 1:2). Dahulukan Tuhan dalam setiap aktifitas kita. Kita adalah anak-anak terang, oleh karena itu jangan hidup dalam kegelapan. Terangi hidup kita dengan Firman Tuhan. Letakan firman Tuhan diatas tradisi kita, diatas segala hal.
3) Banyak memuji Tuhan (Kol. 3:16). Nyanyikan lagu-lagu yang memuji Tuhan, yang membangun, yang mempunyai nilai firman. Lagu-lagu sekarang banyak mengandung perzinahan, Roh zinah harus diputuskan, akui dosa kita dihadapan Tuhan dan manusia (gembala).
4) Banyak memberi (amsal 11:25). Jangan pelit, bagikan berkat yang kita punya. Beri yang terbaik buat Tuhan. Jangan kikir.
Marilah kita berusaha untuk menjadi yang terpanggil dan terpilih dengan melakukan 4 hal diatas, banyak berdoa, banyak baca firman, banyak memuji, dan banyak memberi.
~ Pengkhotbah: Pdt. Jemmy Holderman M.Th. (Tim Penginjil Pusat)
di Ibadah Raya – Minggu, 31 Mei 2015
Ringkasan Khotbah ~ Bersama menanti Janji Tuhan
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th.
Minggu, 24 Mei 2015
Kisah Para Rasul 2:1-13
Perikop dari ayat Alkitab diatas adalah berbicara tentang Pentakosta yang biasa diartikan sebagai hari yang kelima puluh. Ternyata bukan hanya di perjanjian baru mengenal istilah Pentakosta, dalam perjanjian lama pun ada istilah Pentakosta, atau orang Israel sering menyebutnya dengan hari raya 7 minggu, yaitu suatu peringatan dan mendapatkan hukum Taurat di hari yang ke-50, mulai dari keluar dari tanah mesir sampai digunung Sinai. Dan diperjanjian baru kenapa disebut Pentakosta, karena dari hari kebangkitan sampai ketuangan roh kudus, ternyata itu ada rentang waktu 50 hari.
Kebiasaan orang Israel dalam merayakan hari-hari besar, biasanya mereka memfokuskan diri disuatu tempat untuk merayakannya. Dan pada saat itulah Roh Kudus dicurahkan, sesuai dengan nubuatan Nabi Yoel, Ini merupakan cikal bakal meledaknya Pantekosta.
Saat Roh Kudus turun keatas mereka, mereka bisa berbahasa asing. Disini timbul kecemburuan karena orang-orang Galilea ini dipandang sebagai orang-orang daerah yang tertinggal. Kecemburuan bukan hanya dari segi kemampuan yang kita miliki, tapi terkadang kecemburuan juga muncul saat melihat orang-orang yang lebih rohani.
Roh kudus kita butuhkan agar kita mempunyai kuasa untuk bersaksi. Dalam Kis. 1:8 bersaksi disini dalam bahasa aslinya adalah martir, yaitu orang-orang rela untuk mati demi Injil, demi Kristus. Bagaimana dengan kita? dalam sejarah banyak rasul yang mati karena Injil. Oleh karena itu kita butuh Roh Kudus untuk suatu semangat yang besar dalam memberitakan Injil.
Dalam pembacaan ini disana ada 2 kelompok yaitu orang percaya dan orang saleh. Jadilah orang percaya, yang bersaksi tidak hanya sekedar untuk tuntutan agama kita. Jadilah orang percaya yang menanti janji Tuhan. Mereka berkumpul, dan gerakan yang hebat terjadi ketika mereka saling terikat oleh Roh Kudus.
Hubungan antar orang percaya saat itu begitu dekat, mereka sehati, sepikir, saling mendukung. Ini dapat terjadi saat kita memiliki buah-buah Roh (Gal. 5:22-23). Dan akibat dari ini adalah kita mendapatkan berkat Tuhan (Mzm. 133:1-3). Marilah kita menabur dalam Roh (Gal. 6:8-10) yaitu, menabur dengan buah-buah Roh. Jangan kita jemu untuk berbuat baik, selagi masih ada kesempatan untuk melakukannya.
Kita adalah ciptaan Allah, oleh karena itu Allah memproyeksika kita untuk berbuat baik. Lakukan segala sesuatu karena dorongan Roh (Yes. 30:1) dan jangan kita berharap pada pertolongan-pertolongan dari dunia (Yes. 31:1). Berbuat baiklah pada semua orang terlebih pada kawan-kawan kita seiman.
Pelihara kebersamaan kita didalam Tuhan. Tabur buah-buah Roh. Dan jangan berharap pada dunia melainkan berdoalah minta pertolongan dari Tuhan, dan Tuhan akan selalu penuhkan kita dengan Roh Kudus.
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 24 Mei 2015
Ringkasan Khotbah ~ Roh Kudus memberikan kita Kuasa
Pengkhotbah: Pdm. Velky Watulangkou S.E., S.Th.
Minggu, 17 Mei 2015
Kisah Para Rasul 2:6-8
Sekarang ini kita sedang dalam proses charge saat mengikuti kegiatan doa sepuluh malam. Roh kudus ibaratnya baterai yang sekarang dalam proses pengisian agar bisa dipergunakan dimana-mana.
Dalam ayat ini, ketika murid-murid menerima Roh kudus mereka mulai bersaksi dengan berbagai bahasa. Sehingga membuat orang-orang disekitar mereka tercengang-cengang.
Dengan Roh Kudus kita akan diberikan kuasa (Kis. 1:8). Dalam ayat sebelum-nya yaitu Kis. 1:6, murid-murid meminta untuk memulihkan kerajaan Israel. Tapi Tuhan mempunyai rencana yang lebih besar bagi mereka, bukan hanya soal jasmani tapi soal kuasa dari Roh Kudus.
Kita butuh kuasa Roh Kudus, karena kita dipersiapkan untuk menjadi saksi diseluruh bumi. Dengan adanya kuasa ini kita mampu bersaksi dan menunjukan bahwa kita adalah anak-anak Tuhan. Ketika kita diurapi Allah kita menjadi anak-anak Allah.
Ada beberapa hal kenapa kita butuh kuasa Allah, antara lain:
1) Karena diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh. 15:5). Oleh karena itu miliki Roh Kudus sehingga kita diberikan kuasa untuk menjalani hidup ini, untuk melakukan perkara-perkara yang besar yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita.
2) Supaya kita berbeda dengan dunia ini (Rm. 12:2). Kita akan menjadi berbeda dengan dunia ini kalau kita memiliki kuasa yang dari Tuhan. Mari jadi berbeda dengan dunia ini karena kita sudah diberikan kuasa untuk itu.
Roh akan membantu kita menyatakan isi hati kita pada Tuhan. Oleh karena itu kita tidak perlu kuatir karena sebagaimana Tuhan memelihara pokok anggur, Tuhan juga memelihara ranting-rantingnya.
Ketika pikiran kita diperbaharui, kita akan mampu membedakan kehendak Allah dan yang bukan kehendak Allah. Jadilah anak-anak Allah yang melakukan kehendak Allah. Karena ada rencana Tuhan buat hidup kita, jadilah berbeda, responi Firman Tuhan.
~ Pengkhotbah: Pdm. Velky Watulangkou S.E., S.Th.
(Utusan Komisi Pelnap Wilayah XLVII Kombi)
di Ibadah Raya – Minggu, 10 Mei 2015
Ringkasan Khotbah ~ Sikap hati yang berkenan pada Tuhan
Pengkhotbah: Pdt. Marlon Pangayoan S.Th.
Minggu, 10 Mei 2015
Lukas 19:1-10
Dalam ayat ini berbicara tentang Zakheus yang biasanya kita kenal dengan pemungut cukai, orangnya pendek dan memanjat pohon saat melihat Yesus. Tapi sesuatu perubahan yang luar biasa terjadi saat dia bertemu dengan Yesus. Begitu juga dengan kita, perubahan besar akan terjadi dalam hidup kita saat kita bertemu secara pribadi dengan Yesus.
Ayatnya yang pertama dikatakan bahwa Yesus melintasi kota Yerikho (Luk. 19:1). Kenapa Yesus hanya melewati Yerikho? Kenapa Yesus tidak tertarik dengan kota Yerikho? Ternyata dalam ayat 7 dijelaskan beberapa hal yang membuat Yesus tidak tertarik dengan sikap hati orang Yerikho. Dan ini merupakan sikap hati yang tidak berkenan pada Tuhan, yaitu:
1) Suka bersungut-sungut. Tuhan tidak mau singgah dihati yang suka bersungut-sungut, sebahagian bangsa Israel tidak masuk tanah Kanaan karena banyak persungutan. Jika ada persungutan dalam hidup kita buang itu dan mulailah memuliakan Tuhan dan bersyukur.
2) Sikap hati yang keras. Mari kita miliki hati yang mau ditegur, terbuka bagi semua orang. Orang Yerikho tidak suka ditegur dan tidak menerima nasehat.
3) Tidak suka menerima kekurangan orang lain. Kita semua punya kekurangan tapi mari kita belajar untuk berkenan pada Allah. Jangan sampai kita tidak disukai Tuhan karena sikap hati yang merasa kita yang paling hebat, paling benar, atau sikap hati yang angkuh dan sombong.
4) Suka menyimpan kesalahan orang lain. Orang-orang seperti ini tidak mau diberkati. Berilah pengampunan karena ini akan menimbulkan akar pahit. Marilah kita belajar untuk mengampuni.
Oleh karena itu milikilah sikap yang menyenangkan hati Tuhan, seperti yang ada pada ayat 2 – 4:
1) Mau berusaha berjumpa dengan Yesus, ditengah ke-terbatasan kita, seperti halnya Zakheus (ay. 3). Miliki kesungguhan untuk bertemu dengan Yesus.
2) Bersemangat untuk berjumpa Yesus (ay 4). Zakheus berlari untuk datang kehadapan Tuhan. Jangan miliki hati yang biasa-biasa saja tapi miliki hati yang penuh semangat, jangan santai-santai. Keterbatasan Zakheus tidak mengurangi semangatnya.
3) Merendahkan diri. Zakheus melepaskan atributnya sebagai kepala pemungut cukai, dia tidak malu memanjat pohon untuk berjumpa dengan Yesus (ay. 4).
4) Menerima Yesus dengan sukacita (ay. 6).
Sikap hati seperti ini yang berkenan pada Tuhan, sehingga Yesus ingin menumpang dirumah kita (ay. 5). Zakheus terbuka untuk membiarkan Yesus masuk. Ketika Yesus ada dirumah Zakheus terjadi perubahan (ay. 8), dia melakukan hal-hal yang mustahil dilakukan manusia. Miliki sikap hati seperti Zakheus agar Tuhan berkenan hadir dirumah kita, dan yang terpenting dari semuanya itu dia mendapatkan keselamatan (ay. 9).
~ Pengkhotbah: Pdt. Marlon Pangayoan S.Th. (Gambala Pantai Ratu)
di Ibadah Raya – Minggu, 10 Mei 2015
Ringkasan Khotbah ~ Percaya penuh pada perkataan Yesus
Pengkhotbah: Pdm. Debora Mamentu-Tumarar
Minggu, 03 Mei 2015
Lukas 6:6-10
Dalam ayat ini Yesus sedang mengajar dalam rumah Tuhan. Dan disitu terdapat orang yang mati tangan kanannya (ay. 6), oleh karena itu dia berada ditempat ibadah dikarenakan perarasaan tertekan dan bergumul dengan keadaanya saat itu. Orang tersebut berusaha datang ke rumah Tuhan dengan segala keterbatasannya, karena dia membutuhkan campur tangan Tuhan untuk mengatasi pergumulannya itu.
Tidak semua orang yang ada dirumah Tuhan mem-punyai tujuan untuk beribadah. Tapi selain orang yang mati tangan kanannya, ada juga orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat (ay. 7), yang tujuannya saat itu untuk mengamati kesalahan-kesalahan yang dilakukan Yesus. Mereka mempunyai sifat melihat kesalahan orang lain.
Kehebatan kuasa perkataan Yesus kemudian dinyata-kan pada orang ini. Yesus menyuruhnya untuk mengulurkan tangannya (ay. 10), yang kemudian dia bertindakan dengan menuruti perkataan Yesus. Dengan perkataan-Nya dan respon orang tersebut lewat tindakan, Yesus menyatakan mujizatnya.
Mungkin kita tidaklah seperti orang ini yang mempunyai penyakit yang parah, tapi terkadang permasalahan ada di kehidupan rohani kita. Ada hal-hal yang perlu dipulihkan oleh Tuhan. Cuma Yesus yang sanggup melakukannya. Orang Kristen terkadang hanya berpikir kita sehat tapi lihat lagi kebutuhan rohani kita, hanya Yesus jawaban untuk pemulihan kerohanian kita.
Percaya setiap perkataan-Nya, untuk apa kita meberitakan kebaikan Tuhan tapi kita tidak mengalami mujizat-mujizat dari kebaikan Tuhan. Buat apa kita berkata bagi Tuhan tidak ada yang mustahil tapi kita tidak percaya penuh pada Tuhan. Percaya penuh pada-Nya. Mujizat Allah itu nyata, bangun kepercayaan sungguh pada Tuhan, imani setiap perkataan Tuhan. Sampaikan segala pergumulan kita pada Yesus, cuma Yesus yang sanggup memberikan jalan keluar.
Belajar memperkatakan Firman, kalau Tuhan yang berkata pasti Dia akan genapi. Tuhan mampu mengubah dari kesukaran (Ben-oni) menjadi tangan kanan (Benyamin) yang dapat menopang pekerjaan Tuhan. Bangun persekutuan dengan Tuhan, nikmati setiap perkataan Tuhan (Yer. 15:16), karena Tuhan setia dengan perkataan-Nya (Mzm. 145:13).
Kematian Yesus memulihkan kehidupan kita, kematian Yesus memberikan janji yang bisa kita nikmati didunia ini. Percaya sungguh pada Tuhan, maka kita dapat menikmati setiap perkataan-Nya. Relakan Tuhan melakukan kesembuhan dalam kehidupan kita.
~ Pengkhotbah: Pdm. Debora Mamentu-Tumarar (Ibu Rohani)
di Ibadah Raya – Minggu, 03 Mei 2015
Ringkasan khotbah ~ Undanglah Yesus
Pengkhotbah: Pdt. Henny Kumendong
Minggu, 26 April 2015
Yohanes 21:3
Damai sejahtera yang disampaikan Yesus belum begitu dimengerti oleh Simon Petrus dan kawan-kawan, sehingga belum berdampak dalam kehidupan mereka saat itu, yang pada akhirnya mengakibatkan para murid-murid tidak mendapatkan apa-apa pada waktu menangkap ikan saat itu, mereka menjadi kecewa. Hal tersebut dikarenakan Yesus tidak dilibatkan dalam kegiatan mereka menangkap ikan pada waktu itu.
Terkadang kita merencanakan banyak hal dengan matang, tapi kita mengalami kegagalan, mari kita periksa kembali keadaan kita mungkin karena kita tidak mengandalkan Yesus saat itu, oleh karena itu serahkan semua rencana kita pada Yesus.
Saat kita melibatkan Yesus dalam setiap rencana kita, ketika kita menyerahkan segala sesuatu pada Tuhan maka Tuhan akan bertindak (Mark. 11:24). Seperti halnya para murid kala itu, disaat mereka melibatkan Yesus, saat mereka mendengarkan apa yang dinasehat-kan Yesus untuk menebarkan jala disebelah kanan, mereka mendapatkan berkat yang berlimpah, sampai membuat mereka kewalahan (Yoh 21:6).
Marilah kita sadari bahwa diluar Yesus kita tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh. 15:5). Raja Daud menyadari hal ini, dia mengerti bahwa hanya Tuhan yang mampu melindungi dia, sehingga saat dia berbuat dosa, cepat-cepat dia kembali meminta ampun pada Tuhan. Kita perlu melibatkan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita, dalam setiap rencana kita kedepan. Ketika ada Yesus pasti ada jalan keluar.
Yang membuat kita kecewa adalah terkadan kita tidak berharap sungguh pada-Nya. Sehingga saat sesuatu terjadi diluar pemikiran kita, diluar apa yang kita kehendaki, membuat kita merasa kecewa, tapi yakini lah setiap hal yang kita alami ada maksud Tuhan yang indah dibalik semuanya itu. Berharap sungguh padanya, tanpa Yesus kita tidak ada apa-apanya. Dan bagi Tuhan tidak ada yang mustahil (Luk. 1:37), oleh karena itu andalkan Tuhan.
Tuhan punya rencana yang indah buat kita (Yer. 29:11), Dan Raja Daud sangat menyadari hal ini sehingga dia hanya merasa tenang saat dekat dengan Tuhan (Maz. 62:2). Masalah sekecil apapun kalau kita bawa pada orang lain terkadang akan menjadi besar, tapi masalah sebesar apapun kalau kita bawa pada Tuhan akan menjadi kecil.
Marilah kita berserah penuh pada-Nya, undanglah Yesus dalam setiap langkah kehidupan kita, dan jadilah pelaku Firman jangan hanya pendengar saja, karena tanpa melakukan Firman semua yang sudah kita dengar tidaklah ada gunanya, siapapun yang menyampaikan-nya. Marilah kita menjadi pelaku Firman, dan berserah penuh pada-Nya.
~ Pengkhotbah: Pdt. Henny Kumendong (Wakil Gembala)
di Ibadah Raya – Minggu, 26 April 2015
Ringkasan khotbah ~ Kebangkitan Yesus Membawa Damai Sejahtera
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th.
Minggu, 19 April 2015
Yohanes 20:21-23
Dalam ayat ini dikatakan Yesus mengatakan sekali lagi tentang “Damai sejahtera”, Tuhan suka mengulangi hal-hal yang penting. Damai Sejahtera supaya kita hidup rukun, tenang, tentram, tidak ada perang, aman sentosa dan makmur. Ternyata kedamaian ini merupakan cita-cita setiap orang, semua orang merindukan kondisi ini. Dalam Konfrensi Asia Afrika pun salah satu pembahasannya adalah tentang perdamaian.
Kenapa Yesus menyampaikan damai sejahtera kepada murid-murid?
1) Masih ada penyangkalan (Mat. 26:30-35, 69-75), Banyak orang menyangkal mengenal Yesus karena keadaan dan situasi yang ada seperti halnya Petrus pada waktu itu.
2) Masih ada penghianatan (Mat. 26:14-16), Yudas mengkhianati Yesus demi sejumlah uang, akhir-akhir ini banyak timbul penghianatan antara lain, penghianatan terhadap diri sendiri, rumah tangga, dan terhadap Tuhan. Banyak orang menghianati Tuhan demi uang, demi suatu kenyamanan.
3) Masih ada pertengkaran (Luk. 9:46-48). Gereja merupakan tempat kita mencari posisi yang paling rendah, bukan untuk mencari jabatan. Yang ada jika kita setia pada perkara kecil maka akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Tidak perlu menyatakan diri kita diatas orang lain. Kembangkan talenta yang Tuhan berikan bagi kemuliaan nama Tuhan, dan jangan gunakan talenta sebagai ajang kebolehan.
4) Masih ada pengecut (Mat. 26:56), saat Yesus ditangkap para murid bukannya mensuport, mendukung, tapi malah melarikan diri, mereka tidak mau bersama-sama memikul salib.
Tapi dengan kuasa kebangkitan kita memperoleh damai sejahtera, kita bisa disinggung tapi kita tidak menjadi korban karena itu. Persenjatai hidup kita dengan damai sejahtera, karena dengan damai sejahtera ada keselama-tan (Rm. 5:1,8-10). Ijinkan hidup kita dikendalikan oleh damai sejahtera Allah, dan kita tidak gampang melakukan penyangkalan, penghianatan, pertengkaran dan memiliki sikap pengecut jika kita memiliki damai sejahtera.
Dengan damai sejahtera kita dipersiapkan untuk tugas besar dalam hidup ini. Yaitu mengutus kita (Yoh. 20:21) untuk pendamaian dosa (1 Yoh. 4:9-10), menjadi juru-selamat (1 Yoh. 4:14).
Jangan sia-siakan waktu dan hidup kita sebelum kita mati, bersaksilah sebanyak mungkin tentang Yesus pada semua orang. Dan supaya kesaksian kita efektif milikilah damai sejahtera Allah.
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th. (Gembala)
di Ibadah Raya – Minggu, 19 April 2015
[Event] KKR Dumoga
Selasa, 08 September 2015 - di Dumoga
[Event] KKR Penginjilan Sampiro
Desa Sampiro, Bolmong Utara ~ Jumat, 24 Juli 2015
Oleh kemurahan Tuhan, KKR Penginjilan yang dipimpin oleh bpk. Gembala (Pdt. Vecky Mamentu STh.) di desa Sampiro Bolaang Mongondow Utara telah berlangsung dengan baik. Bersama dengan tim pelayan altar dan sebagian jemaat berjuang memberitakan kabar keselamatan. Adapun Firman Tuhan diambil dari Amos 5:6, yang berbicara tentang "Jalan Menuju Hidup" yaitu dengan mencari Tuhan, dan cara terbaik untuk mencari Tuhan adalah menyelaraskan kehidupan kita dengan kehendak Tuhan. Tuhan peduli dan mengasihi kita, oleh karena itu kita pun harus memiliki kasih seperti Tuhan, kasih Agape, kasih tanpa syarat.
[print] Warta Jemaat Edisi 49 | Minggu, 15 Maret 2015
Semoga dapat menjadi berkat.
[print] Warta Jemaat Edisi 48 | Minggu, 08 Maret 2015
Semoga dapat menjadi berkat.
[print] Warta Jemaat Edisi 47 | Minggu, 01 Maret 2015
[print] Warta Jemaat Edisi 46 | Minggu, 22 Februari 2015
Semoga dapat menjadi berkat.
[print] Warta Jemaat Edisi 45 | Minggu, 15 Februari 2015
yang diterbitkan pada Minggu, 15 Februari 2015.
Semoga dapat menjadi berkat.
[print] Warta Jemaat Edisi 44 | Minggu, 08 Februari 2015
yang diterbitkan pada Minggu, 08 Februari 2015.
Semoga dapat menjadi berkat.
[print] Warta Jemaat Edisi 43 | Minggu, 01 Februari 2015
yang diterbitkan pada Minggu, 01 Februari 2015.
Semoga dapat menjadi berkat.
[print] Warta Jemaat Edisi 42 | Minggu, 25 Januari 2015
[Event] Kunjungan dari Tim BAS Jakarta
[Event] KKR di desa Bringin
di desa Bringin, Kamis - Jumat, 28-29 Mei 2015
Ringkasan khotbah ~ Kita adalah Rumah Allah
Pengkhotbah: Pdt. Timotius Gerungan S.Th.
Minggu, 12 April 2015
Ibrani 3:5-6
Kita ada saat ini itu semua karena kemurahan Tuhan. Kita semua diciptakan dengan tujuan yang sama, yaitu untuk kemuliaan Tuhan. Kita adalah milik Allah yang senantiasa melindungi dan menolong kita, dan saat kita dengan Tuhan, Dia akan memberikan Roh yang tidak terbatas untuk kita, bagaimanapun kondisi kita saat ini.
Musa merupakan orang yang setia, tapi sebelum dia melakukan tugas yang besar, dia menyatakan terlebih dahulu kesetiaannya pada raja Firaun, Yesus pun setia sampai mati, Dia setia melakukan tugasnya didunia ini sampai mati dikayu salib untuk kita manusia.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa kita adalah Rumah Yesus oleh karena itu kita tidak perlu takut, segala perkara ada dalam tangan Tuhan. Kita memiliki Tuhan yang sama, walaupun tempat kita dan situasi kita berbeda-beda. Karena kita adalah Rumah Allah oleh karena itu jangan jauh-jauh dari Allah.
Yesus adalah anak Allah & mengepalai kita, oleh karena itu jadikan Yesus sebagai kepala yang menuntun hidup kita. Serahkan dan percayakan hidup kita pada Tuhan maka Roh Tuhan akan menyertai kita, dan kita akan menjadi satu roh dengan Tuhan (1 Kor. 6:17). Serahkan sepenuhnya hidup kita pada-Nya, karena Roh kudus yang seharusnya bukan milik kita diberikan Tuhan pada kita, sehingga kita bisa hidup dan memuliakan Tuhan (1 Kor. 6:19).
Kita dipersiapkan sejak sekarang untuk menjadi anak-anak Raja. Oleh karena itu jaga Rumah Tuhan yang adalah diri kita. Jaga kekudusan hidup kita.
Marilah kita mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh agar kita dekat dengan Allah, karena kita adalah rumah Allah. Maria menangis untuk mencari Yesus (Yoh. 20:15-17), Maria mencari Yesus dengan sungguh-sungguh. Dan seperti yang ada tertulis dalam kitab Yesaya (Yes. 40:31) mereka seperti burung rajawali yang naik terbang, mereka mendapatkan kekuatan baru,
Tubuh kita ini tidak ada apa-apanya, tapi oleh karena kasih karunia Tuhan kita dapat dipakai-Nya untuk hal-hal yang besar. Tuhan mengaruniakan pada kita roh yang tidak terbatas, untuk menyampaikan Firman Tuhan, jika kita diutus-Nya.
Marilah kita menjadikan Yesus kepala dalam rumah rohani kita, tempatkan Yesus ditempat yang tertinggi. Jaga kekudusan Rumah Allah yaitu hidup kita, karena kita adalah Rumah Allah, tubuh kita adalah Gereja yang sesungguhnya.
~ Pengkhotbah: Pdt. Timotius Gerungan S.Th.
(dari Buntalo, Bolaangmongondow)
di Ibadah Raya – Minggu, 12 April 2015
Ringkasan khotbah ~ Kebangkitan Yesus Melenyapkan Ketakutan
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th.
Minggu, 05 April 2015
Yohanes 20:19-23
Ayat ini menceritakan pertama kalinya Yesus menam-pakan diri kepada murid-murid, tapi yang pertama mengetahui tentang kebangkitan Yesus adalah perempuan-perempuan (Luk.24:10), karena pagi-pagi benar mereka sudah berada dikubur, mereka sungguh-sungguh mengasihi Yesus bukan sekedar basa-basi. Ternyata kaum perempuan itu adalah kaum yang pemberani. Dengan persitiwa ini membuktikan bahwa Ia bangkit dari kematian.
Namun terdapat orang-orang yang ketakutan atas peristiwa ini yaitu, Mahkama Agama (Mat. 28:11). Mereka bersekongkol untuk menyebarkan berita dusta tentang kebangkitan Yesus. Sehingga sampai saat ini ada beberapa aliran Yahudi yang tidak mengakui bahwa Mesias (Juruselamat) sudah datang, mereka tidak mengakui Yesus adalah Mesias. Tapi sebagai orang Kristen marilah kita mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan (Kis. 2:36). Dan dalam Yoh. 20:19 Yesus membuktikan bahwa Ia sudah bangkit kepada murid-murid-Nya.
Terkadang ketakutan datang menghantui kita tapi Tuhan berkuasa dibumi dan disurga, pasti Dia mampu melindungi kita. Akhir-akhir ini kita ditakuti dengan berbagai hal, terorisme, makanan, politik, ekonomi dll. Tapi Yesus sudah bangkit mengalahkan ketakutan kita, oleh karena itu tak perlu kita takut dengan kondisi sekitar kita. Karena orang penakut tidak dihargai, tidak dihormati, tidak mendapat apa-apa.
Jika kita melayani dengan motivasi yang baik, Tuhan pasti akan mengangkat kita. Sebab itu tak perlu kita takut, kalau kita dengan Tuhan, Tuhan punya begitu banyak cara untuk menolong kita.
Kebangkitan Tuhan mengalahkan ketakutan. Apa itu takut? dalam KBBI takut adalah merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang mendatangkan bencana, kuatir, definisi yang lain takwa, segan dan hormat. takwa segan dan hormat ini digunakan untuk takut akan Tuhan, berarti kita menghormati Tuhan. Dalam Alkitab seorang pernah meneliti bahwa ada 365 ayat yang menyatakan jangan takut, 365 hari adalah 1 tahun oleh sebab itu kita tidak perlu takut karena setiap hari Tuhan berkata pada kita untuk jangan takut.
Kenapa kita tidak boleh takut (Why 21:8) ternyata orang penakut tidak masuk surga, bahkan ada orang yang mati karena ketakutan. Milikilah keberanian, berani bersaksi, berani melayani, berani memberi, berani mengampuni.
Serahkan segala ketakutan, berikut beberapa ayat tentang ketakutan: 1 Petrus 5:7, Filipi 4:6, Fiipi 4:13
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th. (Gembala)
di Ibadah Raya – Minggu, 05 April 2015
Ringkasan khotbah ~ Hiduplah oleh Roh, Doa, Terang dan Kasih
Pengkhotbah: Pdm. Michael Komaling
Minggu, 29 Maret 2015
Amsal 30:18-19
Ayat ini merupakan tulisan dari Agur bin Yake, secara manusia dia merupakan orang yang penting karena tulisannya dimuat dalam kitab ini, tapi dalam ayat yang ke 2 Amsal 30 ternyata dia mengaku bahwa dia bodoh dan dia tidak tahu apa-apa. Dia merendahkan diri walaupun dia adalah orang yang penting.
Dewasa ini Firman Tuhan tidak lagi didapatkan dari doa dan puasa tapi sudah cenderung memanfaatkan internet. Internet memang baik, tapi dengan doa dan puasa kita dapat diberikan hikmat untuk menyampaikan maksud dari Tuhan, akan kebutuhan dari kita dan orang-orang sekitar kita.
Dalam hal ini Agur berkata dia tidak mengerti jalan rajawali, jalan rajawali berbicara tentang cara Roh kudus bekerja, untuk mengetahui karya Roh Kudus kita butuh Firman Tuhan, roh kudus itu sangat penting dalam hidup kita yaitu:
Sebagai tanda keselamatan, karena Roh Kudus melahirkan Yesus sehingga kita dapat masuk dalam kerajaan Surga, sebagai nafas hidup kita dan yang akan menyingkirkan kita dari penyiksaan saat zaman antikris nanti. Oleh karena itu hargai karya Roh Kudus, sekarang kita dalam masa penantian kedatangan Yesus.
Jalan ular diatas cadas, hal ini berbicara tentang doa yang dipanjatkan keatas seperti halnya ular yang memanjat tebing, begitu juga dengan kita dalam hidup ini kita tidak bisa dihindarkan dari masalah, tapi dengan doa kita bisa menghadapi tebing-tebing masalah dalam hidup ini.
Janganlah kita merasa lebih dari orang lain, jaga persatuan kita, jadikan Tuhan sebagai dasar, jangan kita memandang remeh pekerjaan Tuhan, lakukan segala sesuatu / layani Tuhan dengan sungguh-sungguh, karena ada saatnya segala sesuatu yang kita lakukan akan diuji oleh api. (1 Kor. 3:10-13)
Jalan kapal dilaut, untuk berlabuh kapal membutuhkan mercusuar untuk menunjukan arah, begitu juga dengan hidup kita, kita membutuhkan Firman Tuhan sebagai terang untuk menuntun hidup kita. Oleh karena itu kita harus memiliki terang itu (Firman Tuhan) dan kita harus hidup dalam Firman Tuhan.
Jalan seorang laki-laki dan seorang perempuan, hal ini berbicara tentang kasih, gereja Tuhan yang diberkati adalah gereja Tuhan yang memiliki kasih. mari kita memiliki kasih dalam hidup kita, dan mari kita hidup dalam kash.
Marilah kita hidup dalam Roh Kudus, Doa, Terang (Firman Tuhan) dan Kasih.
~ Pengkhotbah: Pdm. Michael Komaling
(dari Sekolah Alkitab Langoan)
di Ibadah Raya – Minggu, 29 Maret 2015
Ringkasan khotbah ~ Berlakukan apa yang diberlakukan Allah pada kita
Pengkhotbah: Pdt. DR. Robby Wagey M.Th.
Minggu, 22 Maret 2015
Yohanes 3:16-17
Hari-hari ini kita memasuki masa persiapan dalam memasuki minggu-minggu Paskah, dimana kebesaran kasih Allah dinyatakan pada manusia lewat anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus.
Sebenarnya manusia yang seperti apa yang merupakan sasaran dari kasih Allah? Dalam ayat 16 terdapat kata dunia “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini”. Dunia yang seperti apa sebenarnya yang dikasihi oleh Allah, ternyata bukan dunia yang sangat amat baik seperti pada mulanya Tuhan menciptakan dunia ini, melainkan dunia yang sangat amat jahat, dunia yang justru menolak Dia (Yoh. 1:11), bahkan saat Tuhan menawarkan terang mereka lebih memilih kegelapan (Yoh. 3:19), dan dunia yang tidak menghargai kemuliaan Allah yang menggantikannya dengan hal-hal yang fana (Rm. 1:21-23). Tapi justru orang-orang seperti ini yang menjadi sasaran/tujuan Tuhan, orang yang berdosa yang menyakiti hati Tuhan.
Allah kemudian mewujud kasih-Nya pada dunia yang sangat amat jahat ini dengan memberikan Anak satu-satunya pada manusia, Allah memberikan yang terbaik yang Dia miliki, yang paling dikasihi-Nya, diberikan-Nya pada manusia untuk dikorbankan. Kenapa? Karena pada hakekatnya Manusia adalah sekutu Allah, dan Allah adalah sekutu Manusia, sehingga Allah tidak ingin membiarkan kita, walaupun kita pada awalnya sudah menyimpang.
Tujuan Kasih Allah adalah supaya kita yang tidak berharga memperoleh hidup yang kekal, hidup yang kekal bukan hanya hidup yang akan datang (disurga) tetapi juga hidup didunia. Agar kita memiliki hidup yang berkualitas dengan pimpinan Roh Kudus sehingga kita dimampukan untuk menjalani hidup yang berkualitas, dan menjadi anak-anak Allah.
Apa yang menjadi syarat untuk mendapatkan kasih Allah? Dalam Yoh. 3:16, dikatakan “supaya barang siapa yang percaya”, Ternyata syarat untuk menerima kasih Allah adalah kita hanya mempercayakan hidup kita pada Tuhan, percayakan seluruhnya pada kehendak-Nya.
Tuhan telah memberikan yang dikasihi-Nya Yesus Kristus pada kita, pasti juga Dia akan memberikan segala sesuatu yang kita butuhkan bersama-sama dengan Dia. Kita yang seharusnya hina tidak layak menerima kasih Allah, tapi diberikan kehormatan dan dimuliakan (Roma 8:29-30).
Ingat status kita sebagai Anak Allah, jangan mau dibodohi oleh kegelapan lewat situasi yang ada. Ingatlah bahwa Allah sangat mengasihi kita. Dan karena kita sudah mendapatkan Kasih Allah, marilah kita lakukan kasih itu pada Allah dan sesama kita (1 Yoh. 3:16-18). Kasih tidak hanya lewat perkataan tapi dengan perbuatan. Wujudkan dan bagikan kasih Allah pada orang lain, ampuni orang lain. Kita yang sudah merasakan kasih Tuhan mari kita mengampuni dan melupakan. Marilah kita saling mengasihi seperti Tuhan sudah mengasihi kita.
~ Pengkhotbah: Pdt. DR. Robby Wagey M.Th. (I3, Batu)
di Ibadah Raya – Minggu, 22 Maret 2015
Ringkasan khotbah ~ Persembahan yang Benar
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th.
Minggu, 15 Maret 2015
Roma 12:1
Dasar dari ayat ini disebabkan bangsa Israel melayani Tuhan tanpa pengertian, memberikan persembahan tetapi tidak dengan pengertian yang benar (Rm. 10:1-2). Jangan kita hanya membangun gereja fisik kita saja tapi kita tidak mengalami pembaharuan/perkembangan pada gereja rohani kita.
Dalam ayat ini dikatakan bahwa kita harus mempersembahkan tubuh kita, yang pertama sebagai persembahan yang hidup. Dalam perjanjian lama Bangsa Israel mempersembahkan korban/domba yang disembelih, artinya domba tersebut sudah mati. Begitu juga dengan perjanjian baru, tapi bukan tubuh kita yang mati, tapi kita harus mati terhadap dosa (Kol. 3:3), agar tubuh kita dapat menjadi persembahan yang hidup pada Tuhan. Untuk menjadi persembahan yang hidup kita harus mematikan hal-hal duniawi dalam diri kita (Kol. 3:5). Jangan kita membangun suatu hal dengan dasar duniawi, karena kita akan mudah goyah.
(1 Kor. 3:1-2) Jemaat yang belum dewasa belum bisa makan makanan keras, sedangkan jemaat yang sehat harus bertumbuh menjadi dewasa, dan untuk bertumbuh menjadi dewasa kita butuh untuk makan-makanan keras. Jika kita masih mempunyai iri hati dan perselisihan itu berarti kita masih mempunyai pemikiran yang duniawi, pikiran yang belum dewasa secara rohani (1 Kor. 3:3). Dalam 1 Korintus 3:4-6, jemaat korintus mencoba untuk membuat kubuh-kubuh, ada dari golongan apolos, paulus, tapi bukan masalah siapa yang menanam dan menyiram iman kita, yang paling penting adalah Yesus yang memberikan pertumbuhan pada Iman kita. Jemaat korintus tidak bertumbuh karena masalah ini (iri hati dan perselisihan).
Dikorea selatan gereja terbesar yang ada disana membuat kelompok sel, agar mereka bisa saling menolong, menguatkan, dan bertumbuh bersama. Di GPdI pun punya hal yang sama yang biasa disebut rayon, sektor dll, tujuan utamanya adalah untuk penjangkauan dan manajemen gereja bukan untuk saling bersaing menunjukan siapa yang terhebat diantara kelompok-kelompok ini, saat ini fungsi rayon sudah mulai keluar dari yang sebenarnya.
Berusahalah kita untuk membangun gereja yang benar yang rohani bukan duniawi, kedepankan nilai-nilai rohani, spiritual karena itu yang utama, matikan hal-hal duniawi.
Percabulan, merupakan dosa yang berbahaya itu dapat mengikat kita, sehingga akibatnya kita dipermalukan, sakit-sakitan, tidak dihargai, miskin. Ini merupakan dosa yang terjadi juga dizaman nuh dan Lot (Luk. 17:26-28). Hati-hati dengan penggunaan media elektronik (Tab, Hp, Smartphone) gunakanlah sesuai dengan kehendak Tuhan, gunakan alat-alat tersebut dengan pikiran yang benar, jangan kita disesatkan oleh alat-alat tersebut.
Miliki komitmen seperti Uriah yang walaupun surat yang dia bawah adalah surat kematiannya tapi dia tidak membuka surat itu dia tetap melaksanakan tugasnya. Tuhan menghendaki kita untuk memiliki pikiran-pikiran yang sejati.
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th. (Gemballa)
di Ibadah Raya – Minggu, 15 Maret 2015
Ringkasan khotbah ~ Hati
Pengkhotbah: Bpk. Piet Senduk S.Th.
Minggu, 08 Maret 2015
Amsal 4:23
Hati itu susah ditebak, ada orang yang kelihatan setia beribadah tapi ternyata hatinya jauh dari Tuhan. Kita tidak bisa mengukur hati orang lain, hanya Tuhan Yesus dan diri orang tersebut yang mengetahui isi hati. Tapi pada umumnya isi hati itu terlihat pada karakter kita dalam kehidupan sehari-hari.
Hati kita adalah tempat kediaman Allah, oleh karena itu sudah seharusnya kita menjaga hati kita untuk tetap bersih. Kita semua pasti punya keterbatasan tapi Tuhan memperlengkapi kita untuk menyala didunia ini.
Bagaimana cara untuk menjaga hati? yaitu dengan membaca firman Tuhan, Dengan memiliki Firman, maka itu akan menuntun kita dijalan yang benar. Dalam Amsal 6:16-19, didtuliskan hal-hal yang harus kita hindari karena merupakan kekejian di hati Tuhan.
Saat ini kita sedang bersama-sama belajar tentang keselamatan, oleh karena itu dalam proses ini hargailah satu dengan yang lain, taatilah pemimpin karena mereka yang dipercayakan untuk memimpin kita dalam hidup ini, pemimpin dalam hal ini bukan hanya Gembala tapi seluruh pemimpin yang dipercayakan untuk memimpin kita. Karena saat kita tidak menghargai orang lain disitu muncul kesombongan dan kesombongan merupakan hal yang perlu kita hindari (Ams.6:17)
Walaupun Tempat Ibadah kita megah, tapi tanpa hati yang bersih maka itu tidak ada artinya, tapi biarlah Rumah Ibadah yang indah yang kita bangun itu sesuai dengan hati kita. Bangun hati kita dan biarkan Tuhan menempati hati kita. Bangun kekompakan dalam gereja, dan satukan hati kita.
Janganlah kita bersaksi dusta terhadap sesama kita, tapi biarlah kita saling mengasihi, karena kita ada itu adalah anugrah dari Tuhan, oleh karena itu hargailah satu dengan yang lain, kasihilah seorang akan yang lain.
Milikilah iman yang kuat, kehidupan yang kita jalani banyak tantangan yang mungkin menyakiti kita entah itu dari luar maupun dari dalam, tapi dengan iman kita mampu meresponi itu dengan benar. Kita manusia yang punya kelemahan tapi saat kita menghadapi masalah/tantangan, kembalilah pada Firman Tuhan, agar kita mengetahui sikap yang benar yang harus dilakukan. Karena tantangan itu merupakan motivasi untuk maju.
Biarlah kita memiliki hati yang tulus, bersih dan memiliki kerendahan hati. Janganlah kita membalas kejahatan dengan kejahan.
~ Pengkhotbah: Bpk. Piet Senduk S.Th.
(utusan dari komisi PELPRIP Wilayah XLVII Kombi)
di Ibadah Raya – Minggu, 08 Maret 2015
Ringkasan khotbah ~ Kasih Karunia
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th.
Minggu, 01 Maret 2015
Efesus 2:8-9
Keselamatan itu merupakan hasil pemberian Allah untuk kita. Pada dasarnya kita tidak layak untuk mendapatkannya tapi Tuhan memberikannya pada kita. Dan segala sesuatu itu merupakan kasih karunia Allah. Apa itu Kasih Karunia?
Dalam pernjanjian lama kasih karunia itu adalah “khen” yang artinya seorang atasan melakukan sesuatu pada bawahannya yang semestinya bawahan itu tidak berhak untuk menerimanya. Contoh kasih karunia Tuhan terhadap manusia diperjanjian lama itu terdapat pada Nuh (Kej. 6:7-8), Musa (Kel. 33:17), Bangsa Israel (Bil. 6:25).
Dalam perjanjian baru kasih karunia itu ditulis dengan kata “kharis” yang artinya pengampunan. Contoh pengampunan dalam perjanjian baru adalah (Kol. 2:13) Allah mengampuni kita, (kol. 3:13) Kita mengampuni yang lain juga sama seperti Tuhan telah mengampuni. (Ef. 4:32) Ramah, penuh kasih mesra dengan sesama kita. Sehingga perbedaan antara khen dan kharis adalah, khen hanya Tuhan yang bisa melakukannya. sedangkan kharis Tuhan mengampuni kita dan seharusnya untuk melakukan hal yang sama terhadap orang lain. Yaitu memberikan kasih karunia kita pada orang lain seperti Ramah, Penuh kasih mesra, dan saling mengampuni. Karena Allah mengajarkan kita apa yang dapat Dia lakukan. Pelayanan itu panggilan, dan bukan karena hal-hal yang lain.
Sebelum Kristus, keselamatan hanyalah untuk israel, tapi setelah Yesus datang keselamatan untuk semua orang (Titus 2:11). Manfaat kasih karunia yang diberikan Tuhan ialah (Titus 2:12) meninggalkan kefasikan, untuk mendidik kita, supaya kita bijaksana, adil dan beribadah. Tujuan Tuhan mendidik kita
1). Supaya kita meninggalkan kefasikan, Fasik itu berarti tidak peduli dengan perintah-Nya.
2). Meninggalkan keinginan Duniawi (Rm. 7:21-23), batlah perbandingan dalam kehidupan kita mana hal yang sering kita lakukan, hal duniawi atau hal rohani.
3). Hidup bijaksana, hidup bijaksana itu ada 2 yaitu, punya persiapan (Mat 25:1-13), walaupun kita masih belum mengetahui kapan kematian kita dan kedatangan Tuhan, tapi kita bisa mempersiapkan untuk menghada-pinya. Bijaksana itu Adil, adil yang proporsional, bukan dibagi rata namun dibagi sesuai kebutuhan.
4). Supaya kita Beribadah, Ibadah harus ditujukan kepada Allah.
Tuhan serius untuk kita sampai Tuhan memberikan Yesus bagi kita, tanpa terkecuali, semua mendapatkan keselamatan.
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 01 Maret 2015