Pengkhotbah: Pdt. Marlon Pangayoan S.Th.
Minggu, 10 Mei 2015
Lukas 19:1-10
Dalam ayat ini berbicara tentang Zakheus yang biasanya kita kenal dengan pemungut cukai, orangnya pendek dan memanjat pohon saat melihat Yesus. Tapi sesuatu perubahan yang luar biasa terjadi saat dia bertemu dengan Yesus. Begitu juga dengan kita, perubahan besar akan terjadi dalam hidup kita saat kita bertemu secara pribadi dengan Yesus.
Ayatnya yang pertama dikatakan bahwa Yesus melintasi kota Yerikho (Luk. 19:1). Kenapa Yesus hanya melewati Yerikho? Kenapa Yesus tidak tertarik dengan kota Yerikho? Ternyata dalam ayat 7 dijelaskan beberapa hal yang membuat Yesus tidak tertarik dengan sikap hati orang Yerikho. Dan ini merupakan sikap hati yang tidak berkenan pada Tuhan, yaitu:
1) Suka bersungut-sungut. Tuhan tidak mau singgah dihati yang suka bersungut-sungut, sebahagian bangsa Israel tidak masuk tanah Kanaan karena banyak persungutan. Jika ada persungutan dalam hidup kita buang itu dan mulailah memuliakan Tuhan dan bersyukur.
2) Sikap hati yang keras. Mari kita miliki hati yang mau ditegur, terbuka bagi semua orang. Orang Yerikho tidak suka ditegur dan tidak menerima nasehat.
3) Tidak suka menerima kekurangan orang lain. Kita semua punya kekurangan tapi mari kita belajar untuk berkenan pada Allah. Jangan sampai kita tidak disukai Tuhan karena sikap hati yang merasa kita yang paling hebat, paling benar, atau sikap hati yang angkuh dan sombong.
4) Suka menyimpan kesalahan orang lain. Orang-orang seperti ini tidak mau diberkati. Berilah pengampunan karena ini akan menimbulkan akar pahit. Marilah kita belajar untuk mengampuni.
Oleh karena itu milikilah sikap yang menyenangkan hati Tuhan, seperti yang ada pada ayat 2 – 4:
1) Mau berusaha berjumpa dengan Yesus, ditengah ke-terbatasan kita, seperti halnya Zakheus (ay. 3). Miliki kesungguhan untuk bertemu dengan Yesus.
2) Bersemangat untuk berjumpa Yesus (ay 4). Zakheus berlari untuk datang kehadapan Tuhan. Jangan miliki hati yang biasa-biasa saja tapi miliki hati yang penuh semangat, jangan santai-santai. Keterbatasan Zakheus tidak mengurangi semangatnya.
3) Merendahkan diri. Zakheus melepaskan atributnya sebagai kepala pemungut cukai, dia tidak malu memanjat pohon untuk berjumpa dengan Yesus (ay. 4).
4) Menerima Yesus dengan sukacita (ay. 6).
Sikap hati seperti ini yang berkenan pada Tuhan, sehingga Yesus ingin menumpang dirumah kita (ay. 5). Zakheus terbuka untuk membiarkan Yesus masuk. Ketika Yesus ada dirumah Zakheus terjadi perubahan (ay. 8), dia melakukan hal-hal yang mustahil dilakukan manusia. Miliki sikap hati seperti Zakheus agar Tuhan berkenan hadir dirumah kita, dan yang terpenting dari semuanya itu dia mendapatkan keselamatan (ay. 9).
~ Pengkhotbah: Pdt. Marlon Pangayoan S.Th. (Gambala Pantai Ratu)
di Ibadah Raya – Minggu, 10 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar