Minggu, 03 Februari 2019
~ Efesus 2:11-22
Jemaat Efesus terdiri dari orang Yahudi dan Yunani. Orang Yunani dikatakan orang-orang tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah didalam dunia. Kemungkinan pertama orang Yunani di jemaat Efesus minder dalam persekutuan ini, atau mungkin juga mereka memiliki kebanggaan karena dahulu mereka tidak diperhitungkan sekarang diperhitungkan, Sehingga mereka bersikap arogan. Begitu juga dengan pihak orang Israel, merasa diri bangsa yang spesial. Inilah pembahasan dalam pasal 2 ini, bagaimana mereka membangun hubungan didalam jemaat Efesus yang merupakan suatu jemaat yang besar.
Apapun latar belakang kita, kalau kita masuk dalam gereja kita harus menanggalkan segala atribut kita menjadi sama dengan yang lain. Pengelompokan-pengelompokan dalam jemaat bukan berarti 1 kelompok lebih hebat dari orang lain, melainkan supaya gereja itu dapat semakin berkembang. Sehingga surat Paulus pada jemaat Efesus ini mengingatkan kita bahwa kita satu didalam Kristus. Pembangunan kubuh-kubuh dalam jemaat itu merupakan strategi Iblis sejak lama, dengan tujuan membawa orang-orang jauh dari Sorga. Iblis mulai menanam benih-benih ini dari lingkup paling kecil yaitu komunitas keluarga. Berhati-hatilah karena ini mengancam siapapun, apapun latar belakang kita tidak menjamin kita kebal dari permusuhan. Oleh karena itu miliki pemikiran positif untuk kondisi dunia yang mempunyai kecendrungan ke arah-arah negatif (2 Tim. 3:1-5).
Dalam kondisi di Efesus, ada pihak yang datang untuk menyatukan kedua kubuh di efesus. Yang menyatukan kedua kubuh ini adalah Yesus. Oleh karena itu jadilah pihak ketiga yang positif supaya bisa mempersatukan kedua pihak yang berseteru (Ef. 2:15).
Ketika Taurat dibatalkan semua mempunyai hak yang sama untuk menghadap Tuhan (Ef. 2:18), kita mempunyai jalan masuk dalam kerajaan Allah, sehingga kita menjadi kawan sewarga orang-orang kudus dan anggota keluarga kerajaan Allah. Kita punya hubungan persahabatan yang luar biasa. Abraham disebut Sahabat Allah. Ukuran kita Yesus, Sehingga kita dibangun, dan tersusun rapih menjadi bait Allah yang kudus, menjadi tempat kediaman Allah (EF. 2:20).
Tuhan menjadikan kita tempat kediaman Allah didalam Roh, tapi masihkah kita membangun hubungan dengan Roh Kudus? Immanuel adalah Allah beserta kita, Gereja dibangun untuk tempat kediaman Allah. Apakah Dia masih ada didalam kita. Yesus baik untuk kita, Dia rela mati untuk kita, Dia bebaskan kita dari dosa. Dia mau supaya kita tinggal didalam Dia. Kalau Tuhan tinggal dalam kita, kita akan mengalami hal yang luar biasa.
Apakah Tuhan berdiam didalam diri kita? Mari datang pada Tuhan. didalam Tuhan ada pemulihan, didalam Tuhan ada sesuatu yang indah. Introspeksi diri kita, minta Tuhan hadirlah dalam hidup kita. (dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala)
di Ibadah Raya - Minggu, 03 Ferbuari 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar