di Bangsal KKR desa Makalisung | Jumat - Sabtu, 29-30 Januari 2016
[Event] Pelayanan di KKR GPdI Makalisung
di Bangsal KKR desa Makalisung | Jumat - Sabtu, 29-30 Januari 2016
[Event] Doa dan Puasa Masal Awal Tahun
di Gereja | Jumat ~ 15 Januari 2016
[Event] Pembekalan Pelayan Altar
di Gereja | Jumat ~ 08 Januari 2016
Ringkasan Khotbah ~ Kemenyan yang dipersembahkan
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 13 Desember 2015
Matius 2:11
Kalau pada pembahasan yang lalu berbicara tentang emas yang dipersembahkan oleh orang majus pada bayi Yesus, pada khotbah kali ini berbicara tentang persembahan yang kedua yaitu kemenyan.
Apa kegunaan dari kemenyan? Kemenyan berguna sebagai salah satu unsur untuk ukupan (Kel. 30:34-38) dalam ayat tersebut dapat dilihat bahwa kemenyan tidak akan layak dipersembahkan kepada Tuhan jika tidak dicampurkan dengan beberapa bahan wangi-wangian lainnya yaitu getah damar, kulit lokan dan getah rasamala. Sama halnya dengan gereja kita, didalam gereja kita memiliki banyak orang yang berbeda satu dengan yang lainnya, seharusnya dengan adanya perbedaan ini membuat kita menyatu bukan malah karena perbedaan membuat kita semua tercerai berai, mari kita saling mendukung satu sama lainnya dan menjadi kombinasi yang layak dipersembahkan kepada Tuhan.
Kemenyan harus digiling dan sebagian dibakar (Kel. 30:36), ini berbicara tentang proses sebelum kemenyan itu layak dipersembahkan kepada Tuhan, kemenyan yang dicampurkan pun harus kemenyan yang murni (Kel. 30:34), serta harus dicampurkan juga dengan garam untuk mencegah pembusukan, jadilah pelayan Tuhan yang penuh dengan ketulusan, kemurnian, dan kesucian.
Digiling dan dibakar disini berbicara tentang pergumulan / penindasan, untuk dapat melewati ujian-ujian ini dibutuhkan kesatuan antara bahan-bahan wangi-wangian tersebut agar itu menjadi berkenan kepada Tuhan, selain itu dibutuhkan garam yaitu Firman Tuhan sehingga kita diberikan kekuatan dalam melewati ujian-ujian tersebut. Tapi bagaimana kita dapat menerima Firman Tuhan saat kita berada dalam penindasan? Hanya dengan dipenuhkan oleh Roh Kudus kita dapat menerima Firman Tuhan (1 Tes. 6-10), sehingga kita dapat menjadi teladan kepada semua orang percaya.
Kemenyan yang dipersembahkan orang Majus sebenarnya mengisyaratkan bahwa Yesus akan menjadi Imam Besar, tugas imam sendiri adalah berdiri dihadapan Tuhan untuk kepentingan umat Israel. Yesus menjadi Imam Besar untuk kepentingan keselamatan bagi kita semua. Tugas imam juga bukan hanya gembala, tapi kita semua bertugas untk menjadi perantara antara Tuhan dan Manusia, keluarga kita, orang terdekat kita.
Kemenyan itu harum, mari kita menjadi sama seperti kemenyan, yang bukan hanya berbau harum ditempat tertentu, tapi menyebarkan bau harum kemanapun kita pergi. Sebarkan keharuman Kristus kemanapun kita pergi. (~WS/dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala)
di Ibadah Raya – Minggu, 13 Desember 2015
Ringkasan Khotbah ~ Jadilah Emas yang Berkualitas
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 06 Desember 2015
Matius 2:1-11
Kisah mengenai orang majus ini hanya dituliskan di kitab Matius, data Alkitab yang membahas tentang orang majus ini cuma sedikit, mereka hanya dibilang berasal dari timur yang kemungkinan besar dari Persia. Dan dengan transportasi yang ada waktu itu tentunya tidak mudah untuk menempuh jarak yang jauh dari Persia ke betlehem.
Siapa sebenarnya orang majus ini, dari asal katanya sendiri majus berasal dari kata magos, dan magos ini sendiri asal kata dari magic, sampai ada yang mengatakan orang-orang ini adalah para peramal/dukun. Tapi ada juga yang menafsirkan mereka ini adalah kumpulan Raja, beberapa mengatakan mereka ini ada 12 raja yang datang lengkap dengan pasukannya. Namun pada dasarnya orang-orang majus ini adalah orang-orang terpandang dan berpendidikan tinggi karena mereka mengetahui fenomena alam mengenai perbintangan, mungkin zaman sekarang mereka bisa disebut sebagai Profesor.
Saat datang pada Yesus mereka datang dengan per-sembahan mereka, mereka sudah mempersiapkannya untuk diberikan pada Yesus. Banyak orang memanfaatkan masalah Natal untuk mendapatkan keuntungan besar-besaran. Tapi apa persembahan yang kita siapkan bagi Tuhan? Salah satu persembahan orang majus itu adalah Emas, ada 4 hal mengenai kenapa emas itu begitu berharga.
1) Emas itu susah didapat. Emas itu terdapat didalam Tanah sehingga kita harus menggali untuk mendapatkan emas itu, Saat ini orang-orang yang tulus seperti Yusuf dan bersikap hamba seperti maria sulit didapat, dan Tuhan menginginkan orang-orang seperti ini.
2) Emas harus diproses. Untuk mendapatkan emas yang berkualitas harus melalui proses, iman pun kita harus diuji (1 Ptr. 1:3-7), saat kita diuji pasti ada maksud Tuhan, Yesus Telah membuktikan ketaatan-Nya sampai mati. Untuk menjadi suatu yang berharga dan bernilai kita butuh proses. Setelah diproses emas itu menjadi lembut dan mudah dibentuk, Tuhan mencari orang yang mudah ditempah. Untuk menjadi jemaat yang berkualitas kita butuh proses, dipanaskan, ditempah, dikikis, dipotong. Jadilah emas yang mau dibentuk dihadapan Tuhan, pembentukkan dari Allah akan menghasilkan sorak-sorai dan kemanangan yang luar biasa, dan semua itu butuh ketaatan.
3) Emas tidak bisa kehilangan kemilaunya. Jangan pernah redupakan cahaya yang kita miliki. Biarkan cahaya Kristus senantiasa bersinar dalam hidup kita.
4) Emas itu mudah dibersihkan. Saat kita berdosa, cepat-cepat datang pada Tuhan, minta ampun.
4 hal ini membuktikan kita adalah orang-orang yang sangat berharga dimata Tuhan. Jadilah Emas yang berkualitas, yang mau diproses, tetap berkilau dan mudah dibersihkan untuk dipersembahkan pada Tuhan. (dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala)
di Ibadah Raya – Minggu, 06 Desember 2015
Ringkasan Khotbah ~ Rindu Pada Kediaman Allah
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 29 November 2015
… Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
Mazmur 84:1-3
Mazmur tersebut ditulis oleh Bani Korah, Bani Korah adalah turunan ketiga dari Korah, sedangkan Korah adalah orang yang memberontak pada Musa. Korah memiliki tiga pemikiran yang membuatnya mem-berontak pada Musa.
1) Bil. 16:13, Pada ayat ini korah menganggap bahwa Musa dan Harun telah meninggikan diri mereka atas bangsa Israel, bisa dikatakan korah sirik dan iri pada kelebihan yang dimiliki Musa dan Harun. Tuhan itu setia, kalau Tuhan yang mengangkat tidak ada yang bisa menurunkan kita.
2) Bil. 16:14, disini Korah beranggapan kalau Musa dan Harun gagal membawa mereka ke tanah Kanaan yang berlimpa susu dan madu, padahal semua itu karena dosa yang mereka buat sehingga mereka terputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Tapi itulah orang yang sirik mereka selalu mencari alasan bahkan sampai alasannya tidak masuk akal.
3) Bil. 16:7-11, mungkin karena perkataan Musa pada ayat ini membuat Korah berpikir Musa memonopoli pekerjaan Tuhan, padahal Musa sebenarnya menegur mereka agar mereka seharusnya berterima kasih dan mengucap syukur atas apa yang ada pada mereka. Janganlah kita merasa tidak puas dengan apa yang kita miliki, tapi mengucap syukurlah atas semuanya itu.
Tuhan itu panjang sabar dan berlimpah kasih setia (Kel. 34:6-7), tapi Tuhan tak pernah membiarkan orang yang salah lepas dari kesalahan dan membalaskannya sampai kepada keturnan ketiga dan keempat (Bil. 14:18, , Ul. 5:9). Akhirnya Tuhan mengutuk Korah, dan Bani Korah adalah keturunan ketiga dari Korah, seharusnya mereka hidup dibawah kutuk, tapi kerinduan mereka amat mendalam akan rumah Tuhan, para Bani Korah berhasil mengubah hidup mereka dari orang yang seharusnya terkutuk menjadi orang-orang yang sangat-sangat rindu akan Rumah Allah.
Jadi mari kita semua memiliki kerinduan yang sama dengan Bani Korah, bangun kerinduan yang sungguh untuk datang di Rumah Tuhan. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak datang beribadah karena hidup kita, semua hanya karena kemurahan Tuhan. Dan saat kita sungguh-sungguh mencari hadirat Tuhan, kita tidak perlu merengek-rengek meminta berkat, karena Tuhan pasti sediakan ketika kita memuji-muji Tuhan, bahkan kita akan menjadi berkat kemanapun kita pergi. (WS/dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala)
di Ibadah Raya – Minggu, 29 November 2015
Ringkasan Khotbah ~ Jadilah ikan goreng yang dipersembahkan pada Tuhan
Pengkhotbah: Pdt. Meidy Rumenser STh.
Minggu, 22 November 2015
Lukas 24:42-43
Para murid-murid Yesus memberikan ikan goreng tersebut karena mereka tak percaya kalau Yesus telah bangkit, padahal mereka sebenarnya sudah diberitahu kalau Yesus akan mati dan bangkit pada hari ketiga, tapi sepertinya mereka lupa karena kesedihan yang meliputi mereka ketika Yesus mati. Kita jangan sama seperti murid-murid Yesus yang sudah lama mengiring Tuhan tapi masih mengharapkan bukti.
Jadilah ikan goreng yang dipersembahkan kepada Tuhan. Proses pembuatan ikan goreng jika dilihat sama seperti proses pembentukan hidup kita untuk menuju kepada kesempurnaan, dan menjadi sesuatu yang berguna dan menyenangkan hati Tuhan. Ada 7 hal yang dibahas tentang ikan goreng ini.
1) Ditangkap (Mat. 13:47-48). Sebelum menjadi ikan goreng, ikan tersebut hidup berkeliaran hingga tiba saatnya ikan ditangkap, sama seperti hidup kita yang sebelumnya tak mengenal Tuhan, hingga Tuhan me-nangkap kita dan membuat kita mengenal-Nya. ….
2) Dimatikan (Rm. 6:3-4), dimatikan artinya kita dimatikan dari segala hal duniawi yang mengikat kita agar kita layak diproses lebih lanjut, bagaimana cara-nya? dengan cara dibaptis.
3) Dibeli (1 Kor. 6:20), sebelum ikan dibuat ikan goreng, ikan tersebut harus dibeli. Begitu juga dengan hidup kita, kita telah dibeli dengan harga yang lunas dibayar.
4) Dipotong (Yoh. 15:1-2), Semua yang tidak baik dalam hidup kita harus dipotong, agar tidak menjadi sesuatu yang merusak hidup kita.
5) Dibersihkan (Yoh. 15:2), tentunya agar layak digoreng, ikan harus dibersihkan dari semua yang tak layak dimakan, agar kita menjadi sesuatu yang layak dan bersih dihadapan Tuhan.
6) Digarami (Mark. 9:50), garam berguna untuk pemberi rasa asin, garam disini berbicara tentang Firman Tuhan. Kita harus digarami atau diberi Firman Tuhan agar kita dapat melewati segala cobaan tanpa berbuat dosa.
7) Digoreng dengan minyak (1 Sam. 16:13), minyak disini berbicara tentang Roh Kudus, yang artinya kepenuhan Roh Kudus, dengan dipenuhkan Roh Kudus, maka hidup kita siap dipersembahkan kepada Tuhan.
Jadi marilah kita hidup seperti ikan goreng yang dipersembahkan kepada Tuhan, agar dapat dinikmati oleh Tuhan, menjadi sesuatu yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. (WS)
~ Pengkhotbah: Pdt. Meidy Rumenser STh. (Gembala GPdI Pantai Bulo)
di Ibadah Raya – Minggu, 22 November 2015
Ringkasan Khotbah ~ Bersama Yesus ada jalan keluar
Pengkhotbah: Pdt. Henny Kumendong
Minggu, 15 November 2015
… Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
Lukas 7:12-15
Pembacaan kali ini menceritakan tentang anak muda yang dibangkitkan oleh Yesus. Saat Yesus pergi ke suatu kota yang bernaman Nain, Yesus berjumpa dengan sekelompok orang yang sedang keluar dari kota itu, mengusung anak laki-laki, anak tunggal seorang ibu yang sudah janda. Pastinya anak ini merupakan harapan keluarga, ada dukacita dari keluarga ini, pergumulan yang luar biasa dialami oleh janda ini dan membuatnya menderita. Saat itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan (ay. 13).
Terkadang kita tidak dapat menggerakan hati dari pada Yesus, dikarenakan kita tidak fokus pada Yesus. Masalah pergumulan terkadang menimpa kita dan membuat kita hilang harapan. Namun ketika kita menghadapi pergumulan, jangan kita putus asa, fokus pada Yesus karena didalam Tuhan ada jaminan, ada jalan keluar. Ayub pernah mengalami hal ini, seolah-olah tidak ada harapan, tapi Allah memberikan jaminan kepada kita, bahwa didalam Yesus ada pengharapan ditengah masalah dan pergumulan yang kita hadapi. Daud pun pernah mengalami hal yang demikian sampai dikatakan air matanya habis karena pergumulan yang dialaminya.
Tidak ada yang mampu menghadapi tantangan yang besar, tapi kalau ada Tuhan beserta dengan kita pasti ada jalan keluar. Oleh karena itu tidak ada yang dapat kita banggakan dalam kehidupan ini. Kemampuan kita terbatas, tapi ketika ada Allah, pasti ada jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi, ketika ada Yesus, ada mujizat yang luar biasa, seperti pada kisah ini (ay. 14).
Oleh karena itu andalkan Tuhan dalam hidup kita, dalam kitab Yeremia berkata “diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan” (Yer. 17:7). Cuma didalam Yesus ada pengharapan, ada jalan keluar, jangan berharap pada manusia (Yes. 2:22), berharap penuh pada Yesus. Tuhan tidak pernah mengecewakan kita, namun seringkali kita tidak sabar menanti jawaban Tuhan, sehingga kita mencoba menggunakan akal/kemampuan kita sendiri, yang mengakibatkan kita gagal meraih berkat yang telah Tuhan sediakan.
Tuhan ingin kita untuk belajar dari proses melewati masalah dan pergumulan, agar kehidupan kita semakin murni. Yesus senantiasa terbuka menunggu kita untuk datang, hanya didalam Yesus kita dapat memperoleh jalan keluar dari setiap pergumulan hidup ini, karena Yesuslah jalan kebenaran dan hidup. (dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Henny Kumendong (Wakil Gembala)
di Ibadah Raya – Minggu, 15 November 2015
Ringkasan Khotbah ~ Fondasi (dasar) yang kuat
Pengkhotbah: Pdt. Jefry Nonutu
Minggu, 08 November 2015
“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. …
Matius 7:24-27
Seperti halnya sebuah rumah membutuhkan fondasi, begitu pula dengan hidup kita yang memerlukan fondasi. Tapi bukan hanya sekedar fondasi, melainkan fondasi yang kuat, agar saat hujan, banjir, angin datang melanda, rumah itu dapat tetap berdiri.
Kita harus memiliki fondasi yang kuat, kalau tidak kita akan mudah dijatuhkan. Bagai sebuah batu karang yang setiap harinya diterpa angin, ombak, hujan tapi batu karang itu tetap kokoh, batu karang kita dalam menjalani hidup ini adalah Yesus Kristus (1 Kor. 10:4)
Seringkali kita menghadapi persoalan yang banyak tapi seharusnya kita tak perlu takut karena Yesus adalah fondasi kita dalam menjalani hidup ini, pencobaan-pencobaan yang kita alami bagaikan:
1) Hujan, suatu cobaan yang datang dari atas, mungkin atasan kita, bos kita, pemimpin kita, bukan berarti dengan mendirikan rumah diatas batu kita bebas dari persoalan tapi yang terpenting disini kita akan tetap kokoh saat persoalan menerpa hidup kita.
2) Banjir, suatu cobaan yang muncul dari orang-orang terdekat kita, dari rekan-rekan kita. Banjir menyebab-kan bau yang tidak enak, iri hati, benci, dendam seolah-olah ingin menggoda kita, tapi jika kita berada pada dasar yang benar kita tidak mudah tergoda, tidak mudah dirusakkan.
3) Angin, suatu cobaan yang berbahaya, yang berupa penyesatan-penyesatan di akhir zaman. Oleh karena itu miliki Firman Tuhan, walaupun kita hidup didunia bukan berarti kita hidup secara duniawi, tapi miliki Firman agar kita tidak mudah tercemar.
Biarkan Roh Kudus yang membangun hidup kita. Dan dengan fondasi yang kuat yaitu Yesus Kristus, kita tidak perlu takut dan kuatir dengan cobaan-cobaan tersebut. Cobaan boleh datang tapi dengan Yesus kita dapat melewatinya sehingga kita dapat keluar bagaikan emas. (Ayub 23:10) (WS/dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Jefry Nonutu (Gembala GPdI Toloun)
Utusan Komisi Penginjilan Wilayah XLVII Kombi
di Ibadah Raya – Minggu, 08 November 2015
Ringkasan Khotbah ~ Belajar Mengingat Firman
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 01 November 2015
2 Petrus 3:1-2
Dalam ayat ini Rasul Petrus ingin mengingatkan kembali perkataan-perkataan yang telah di ucapkan oleh nabi-nabi kudus (Perjanjian Lama) dan rasul-rasul (Perjanjian Baru), dan perkataan-perkataan tersebut tidak lain adalah Firman Tuhan. Ada 5 peran penting dalam memperlengkapi gereja dalam pembangunan tubuh Kristus dan pendewasaan Rohani, yaitu: Rasul, Nabi, Pemberita Injil, Pelayanan Gembala, Pengajar (Ef. 4:11-15). Gereja membutuhkan peran-peran ini, dalam membangun gereja sesuai dengan Firman Tuhan.
Dalam perkembangan akhir-akhir ini ada beberapa gereja yang sudah tidak menggunakan kitab Perjanjian Lama disebut dengan Gereja Kasih Karunia. Tapi Perjanjian Lama dan Baru merupakan kesatuan oleh karena itu keduanya tidak terpisahkan karena Perjan-jian Lama merupakan bayangan dari Perjanjian Baru.
Bagaimana agar kita bisa mengingat perkataan-perkataan yang murni tentang perintah Tuhan? Dalam masa kekosongan Yesus, Yesus masuk dalam fase pendidikan ada beberapa fase pendidikan yang dilalui Yesus sesuai dengan tradisi orang Yahudi antara lain; Mikra (5-10 thn), Mishnah (10-11 thn), Talmut (12-20 thn) dan Midrash (20-30 thn). Dalam fase-fase ini Yesus membaca, meneliti Firman, bahkan dalam fase Talmut mereka dituntut untuk menghafal Taurat. Oleh karena itu Yesus dipanggil sebagai Guru/Rabi karena Dia belajar, 25 tahun di habiskan untuk belajar. Kalau kita banyak belajar, maka kita punya kemampuan untuk mengingat. Dengan mengingat Firman, kita akan diingatkan saat kita berada pada jalan yang salah.
Ketika Yesus menampakan diri pada murid-murid, mereka lupa akan perkataan Yesus sebelumnya, bahwa Yesus akan bangkit. Masalah membuat mereka lupa akan apa yang pernah Yesus katakan sebelumnya. Oleh karena itu Gereja butuh mengingat Firman agar Gereja menjadi sempurna, karena setelah metrai ke-6 dibuka akan ada pemetraian pada gereja dan gereja Tuhan yang sempurna dan sudah dimetraikan akan disingkirkan jauh dari pemerintahan antikris, yang mana 5 bulan awal maut akan diangkat sehingga penyiksaan akan dialami oleh orang-orang yang tidak dipenuhkan dengan Roh Kudus. Firman Tuhan tidak semua enak-enak saja, tapi ada pergumulan-pergumulan yang dijinkan Tuhan untuk kita alami.
Oleh karena itu kita harus mengingat Firman agar terhindar dari 3 hal berikut:
1) Gereja tanpa pertumbuhan (Ibr. 5:11-14)
2) Pengetahuan tanpa perbuatan (Yak. 2:20,26)
3) Terpikat Iblis. Iblis memikat dengan umpan yang enak tapi ingat dibalik umpan itu ada kail.
Dan Tuhan menjanjikan keberhasilan bagi orang yang tidak melupakan Firman Tuhan dalam Mazmur. 1:1-3. (dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 01 November 2015
Ringkasan Khotbah ~ Hiduplah dalam kesucian
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 25 Oktober 2015
… Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
2 Petrus 3:1-13
Dalam surat ini, petrus mengingatkan kepada kita tentang janji Tuhan yaitu kedatangan-Nya pada kali yang kedua. Kita tahu bumi yang kita tempati sekarang adalah bumi yang dipersiapkan untuk pencurahan api murka Tuhan (2Ptr.3:7).
Akan banyak pengejek-pengejek yang akan tampil di akhir zaman dengan ejekan-ejekannya. Namun Tuhan akan datang saat dunia sedang dalam kondisi tenang, tidak ada masalah dan tekanan, karena dikatakan hari Tuhan itu seperti pencuri (2Ptr.3:10).
Pada akhir zaman semua akan lenyap, semua yang ada dimuka bumi akan hancur dengan nyala api. Sekarang penambang-penambang sedang berusaha mengambil isi dari bumi ini, dan menurut para ilmuan saat isi bumi ini menjadi kosong saat itulah bumi akan meledak. Tidak ada yang bisa luput dari kondisi ini, kalau zaman Nuh bumi dibinasakan dengan air bah bumi masih ada, tapi saat nanti bumi akan dihanguskan dengan api tidak akan ada yang tersisah.
Oleh karena itu kesucian adalah nilai yang tidak dapat ditawar-tawar, untuk bisa selamat dari penderitaan itu (2Ptr.3:11). Percaya pada Tuhan tidak sama dengan membalikan telapak tangan, butuh proses untuk men-jadikan kita sempurna sehingga dengan kesempurnaan kita akan disingkirkan saat waktunya tiba.
Ada waktunya antikris akan menguasai bumi selama 3.5 tahun, dia akan menguasai aspek ekonomi, aspek politik, dan aspek agama. Dia akan menjadi raja selama itu. Bagaimana kita dapat lolos dari semuanya itu, hanya dengan hidup dalam kesucian.
Jadi sebelum Allah mencurahkan murka-Nya, orang-orang percaya telah disingkirkan, dan jika kita ingin menjadi yang termasuk dalam golongan orang-orang yang tersingkirkan saat akhir zaman, marilah kita dipenuhkan dengan Roh Kudus. Tuhan kita baik, minta pertolongan Tuhan, minta pertolongan Roh Kudus untuk hidup suci. (~WS/dr)
Kita sudah melewati perjuangan yang panjang, dan kalau kita tidak masuk surga sungguh menyedihkan, oleh karena itu hiduplah dalam kesucian dan kesalehan. (Pdt. Vecky Mamentu STh.)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 25 Oktober 2015
Ringkasan Khotbah ~ Bertahan sampai akhir
Pengkhotbah: Pdt. Henny Kumendong
Minggu, 18 Oktober 2015
Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Matius 24:13
Akan datang masanya saat orang yang tak dipenuhkan Roh Kudus akan diserahkan kepada antikristus untuk disiksa, sedangkan orang yang dipenuhkan Roh Kudus telah disingkirkan ketempat yang aman. Suatu masa yang dimana antikristus memerintah atas dunia ini, dan orang-orang yang mempertahankan Kristus akan mengalami suatu penyiksaan yang sangat dahsyat.
Kedatangan-Nya sudah dekat, sudah ada banyak tanda-tanda yang dapat kita saksikan, Tuhan tidak memberitahukan kedatangan-Nya secara langsung, tapi Tuhan memberikan tanda-tanda menjelang kedatangan-Nya, mulai dari peperangan, kelaparan, gempa bumi, sampai munculnya mesias-mesias palsu tapi itu barulah permulaannya.
Sanggupkah kita melewatinya jika hari itu datang? jika kita mampu melewatinya kita akan selamat, oleh karena itu dipenghujung akhir zaman ini marilah kita berusaha untuk dipenuhkan dengan Roh Kudus, agar ketika tiba masanya kita sudah disingkirkan dari penderitaan saat pemerintahan antikris. Karena kondisi dunia esok ini tidak akan menjadi lebih baik dari hari ini, karena dunia semakin menuju pada kehancuran. Dengan Roh Kudus kita mampu bertahan sampai waktunya kita akan disingkirkan.
Tuhan sudah memperingatkan kita melalui tanda-tanda zaman, oleh karena itu kita perlu mempersiapkan hidup kita untuk menghadapi situasi ini. Bersiaplah karena kerajaan Allah sudah dekat, milikilah Roh Kudus agar kita mampu memahami kehendak Tuhan dalam hidup kita dan saat tiba masanya pemerintahan antikris kita sudah disingkirkan. Tetaplah percaya dan berharap pada Tuhan sampai akhir. Tetaplah bertahan sampai akhir. Tuhan Yesus Memberkati. (WS/dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Henny Kumendong (Wakil Gembala)
di Ibadah Raya – Minggu, 18 Oktober 2015
Ringkasan Khotbah ~ Jangan Abaikan Firman-Nya
Pengkhotbah: Pdm. Norma Mewo-Marintja
Minggu, 11 Oktober 2015
“Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. …
Ulangan 30:11-16
Banyak yang telah dilakukan Tuhan untuk bangsa Israel mulai dari proses keluarnya dari tanah Mesir sampai kepada hal makan dan minum mereka Tuhan sediakan. Tapi bangsa Israel justru memberikan hal yang tidak berkenan pada Tuhan, mereka malah menyembah berhala-berhala, dan seperti kita ketahui hal tersebut membuat Tuhan murka, tapi saat orang Israel kembali kepada Tuhan, berseru kepada Tuhan, Tuhan menyatakan kasih-Nya pada mereka, Tuhan menolong mereka.
Tuhan sangat marah saat kita berjalan diluar kehendak Tuhan, diluar Firman Tuhan, tapi Tuhan baik hati jika kita taat kepada Tuhan, kita tidak akan mendapat murka Tuhan saat kita taat pada Tuhan. Oleh karena itu lakukan Firman Tuhan agar kita tidak mendapat murka Tuhan. Lakukan Firman Tuhan dengan hati yang rela, maka semua akan menjadi ringan, walau-pun kelihatannya berat.
Musa mengingatkan bangsa Israel supaya mereka melakukan kehendak Tuhan, karena dengan melakukan kehendak Tuhan mereka akan berhasil, dan mereka akan menerima janji Tuhan. Dan peringatan Musa ini bukan cuma untuk orang Israel tapi juga untuk kita. Tuhan memberikan kita kebebasan, tapi Tuhan menunjukan jalan Tuhan yang memberikan kehidupan dan keberuntungan (Ul. 30:15-16). Dan Yesus adalah Firman Tuhan.
Tidak susah untuk melakukan Firman Tuhan, karena Firman itu tidak jauh dari kita, melainkan ada didalam mulut kita dan didalam hati kita, kita hanya perlu memperkatakannya dan melakukannya (Ul. 30:14). Dan saat kita melakukan Firman Tuhan ada janji Tuhan dalam kehidupan kita, bahwa Tuhan akan menyertai kita (Yes. 43:2-3), tidak ada seorangpun yang mampu menjatuhkan kita karena Tuhan ada dengan kita.
Jangan sekali-kali kita mengabaikan Tuhan dan Firman-Nya. Ingatlah bahwa ini adalah Zaman Akhir! Oleh karena itu lakukan Firman-Nya dan miliki Roh kudus sehingga pada waktu tiba saatnya pemerintahan Anti Kristus kita akan disingkirkan. (~WS/dr)
~ Pengkhotbah: Pdm. Norma Mewo-Marintja
(Utusan Pelnap Wilayah XLVII Kombi)
di Ibadah Raya – Minggu, 11 Oktober 2015
Ringkasan Khotbah ~ Menjadi Anak-anak Allah
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 04 Oktober 2015
… Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Markus 5:33-34
“Hai anak-Ku!” Yesus mengatakan dalam ayat ini bahwa wanita yang sakit 12 tahun pendarahan adalah anak Tuhan. Kedudukan sebagai anak Tuhan adalah tingkatan hidup rohani yang telah melewati percaya, bertobat, dibaptis, lahir baru kemudian diadopsi sebagai anak Tuhan. Namun wanita ini tidak menyadarinya, 12 tahun dia berupaya mencari pertolongan diluar Tuhan. ini juga adalah gambaran bagi banyak orang Kristen.
Ketika kita telah menjadi anak-anak Allah kita akan melewati proses-proses sebagai anak-Nya yakni: menjadi dewasa, disana kemudian kita menjadi sempurna. Kegunaan kita menjadi dewasa dan sempurna adalah agar ketika tiba masanya Zaman Anti Kristus yang akan memerintah selama 3 ½ tahun Kita akan disingkirkan, karena kita adalah anak-anak Allah yang telah sempurna dalam kesempurnaan Yesus.
Manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Tubuh terdapat panca indra yang merupakan jendela bagi jiwa, jiwa adalah pikiran, perasaan dan tindakan kita, ketika tubuh menangkap/meyukai hal-hal negatif, jiwa akan menjadi negatif juga maka roh yang ada didalam diri kita akan KOTOR dan sebaliknya ketika tubuh menangkap/menyukai hal-hal positif maka jiwa akan terisi dengan hal-hal positif dan roh kita akan BERSIH. Roh ini yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Tim. 1:7).
Dalam Lukas 15:11-32 (perumpamaan anak yang hilang) merupakan gambaran kehidupan manusia yang hidup dengan mental budak sama dengan perempuan yang sakit pendarahan yang diperdaya oleh keadaan, namun ketika kita kembali kepada Tuhan, kita akan diterima-Nya sebab kita adalah anak, asal kita mengakui kesalahan kita, melihat Yesus sebagai Tuhan dan Bapa kita, maka kita adalah anak-anak-Nya. Karena Allah telah melahirkan kita Manusia sebagai anak-Nya melalui pengorbanan Anak-Nya Yesus Kristus.
Terdapat 2 indikasi Manusia sebagai Anak Allah (1 Yoh. 2:28 – 1 Yoh. 3:10)
1) Anak Allah akan hidup dalam Kesucian (1 Yoh. 3:3).
2) Anak Allah harus hidup dalam Kebenaran Allah (1 Yoh. 3:7-10).
(~Rh.P)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 04 Oktober 2015
Ringkasan Khotbah ~ Penaklukan diri secara Total
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 27 September 2015
… , tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. …
Markus 5:25-34
Pada pembacaan diatas, wanita itu telah melakukan apa saja untuk sembuh, tapi malah menjadi semakin buruk keadaannya. Tapi kabar tentang Yesus membuat dia bersemangat, sehingga ia pun fokus pada Tuhan dan karena ia berfokus pada Tuhan, dia pun menjadi sembuh.
Ketika wanita ini menjamah jubah Yesus, Yesus tahu ada energi yang keluar dari pada-Nya, dan Yesus bertanya “siapa yang menjamah jubah-Ku?” lalu perempuan itu gemetar dan tersungkur dihadapan Yesus. Walaupun pada dasarnya Yesus tahu siapa yang menjamah jubah-Nya tapi Yesus ingin menunggu kejujuran wanita ini, begitu juga dengan kita Yesus menunggu kejujuran kita dihadapan Tuhan walaupun Dia Allah yang Maha Tahu.
Dalam pembahasan ini kata tersungkur terbagi dalam dua hal, yaitu:
1) Penyerahan total hidup kita pada Tuhan, atau penaklukan diri secara total. Sudahkah kita menyerah-kan diri kita kepada Tuhan sepenuhnya, mungkin masih belum, mungkin masih banyak kita yang terbelenggu dalam penyembahan berhala, bukan berhala dalam bentuk patung atau benda-benda yang lain, tapi dalam bentuk berbangga diri.
Banyak orang berbangga diri tanpa mereka sadari bahwa hal yang mereka lakukan itu merupakan suatu penyembahan berhala. Orang berbangga terhadap kepintaran, kekuatan dan kekayaan, tanpa mereka sadari bahwa semuanya itu adalah pemberian Tuhan, janganlah kita berbanga diri dengan hal-hal itu, melainkan berbanggalah karena hidup kita ditebus oleh pengorbanan Yesus dikayu salib (Gal. 6:14).
2) Pengakuan terhadap Yesus. Tersungkur juga berarti pengakuan terhadap Yesus, banyak contoh-contoh dalam Alkitab orang-orang yang tidak mengakui Tuhan, salah satunya Manasye (2 Taw. 33:1-13), jika kita membaca mulai dari ayat satu sampai sebelas, disitu tertera kejahatan Manasye karena dia tidak mengakui Tuhan, tapi akhirnya dia mengakui Allah sehingga Allah mengampuninya dan mengabulkan doanya (ay. 12, 13).
Tersungkur, sudahkan kita tersungkur pada Tuhan? Sudahkah kita meyerahkan hidup kita secara total pada Tuhan dan mengakui Tuhan dalam hidup kita? Marilah kita datang tersungkur dihadapan Tuhan, serahkan hidup kita sepenuhnya dan akuilah Tuhan dalam hidup kita, maka Tuhan akan meluruskan jalan kita (Amsal 3:5-6). (~WS)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 27 September 2015
Ringkasan Khotbah ~ Serahkan didalam tangan Tuhan
Pengkhotbah: Pdt. Piet Wongkar STh.
Minggu, 20 September 2015
“Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”
Yohanes 6:9
Pada pembacaan kali ini dibahas tentang iman, apa itu iman? Iman adalah percaya walaupun belum melihat. iman itu memiliki kuasa yang besar, seperti ada tertulis “iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung” (Mat. 17:20).
Dalam ayat pokok kali ini terlihat bahwa Andreas meremehkan kuasa Tuhan dengan berkata “Apa artinya itu untuk orang sebanyak ini?”. Kita tidak boleh meniru Andreas saat itu yang tidak memiliki iman, kita harus memiliki iman yang besar.
Berbicara tentang iman sangat berkaitan dengan mengandalkan Tuhan, mengandalkan Tuhan artinya kita menaruh segala harapan kita kepada Tuhan, mengemukakan Tuhan disegala kondisi.
Dalam keadaan kemarau saat ini was-was, tapi kalau kita menyerahkan pergumulan kita kepada Tuhan, Tuhan pasti menolong kita. Saat kita menyerahkan kehidupan kita maka Tuhan akan mengadakan hal-hal yang ajaib, hal-hal yang tidak dapat kita pikirkan melampaui akal manusia. Pasti Tuhan tolong, kalau kita berharap pada Tuhan (Yer. 17:7)
Kalau kita mengasihi Tuhan, Tuhan tidak pernah menutup mata. Kasihi Tuhan dengan melakukan perintah-Nya. Kasihi Tuhan dengan jiwa dan roh, jangan hanya dengan kekuatan, kasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa. Karena kita ada hanya karena kemurahan Tuhan. Jangan bersusah hati, taruh harapan kita pada Tuhan, karena Allah turut bekerja (Rm. 8:28).
Berseru pada Tuhan, Tuhan pasti dengar, dan ada pertolongan Tuhan dalam kesusahan dan pencobaan yang kita hadapi. Oleh karena itu saat kita punya kemampuan pakailah itu untuk memuliakan Tuhan jangan hanya dipakai sendiri, maka Tuhan akan memberkati roti dan air kita. Banyaklah menabur dalam pekerjaan Tuhan, apa yang kita tabur? yaitu; (1) Persembahkan hidup kita (Rm. 12:1), (2) Melayani sesuai dengan kehendak Tuhan, disitu ada pertolongan Tuhan.
Masalah sebesar apapun bisa diselesaikan jika kita menyerahkannya kedalam Tangan Tuhan. (WS/dr)
~ Pengkhotbah: Pdt. Piet Wongkar STh. (Gembala Wulauan, Tondano)
di Ibadah Raya – Minggu, 20 September 2015
Ringkasan Khotbah ~ Datanglah mendekat pada Yesus disitu ada ketenangan
Pengkhotbah: Bpk. Nevlin Lintang
Minggu, 13 September 2015
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialahgunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
Mazmur 62:2-3
Tenang, tenang merupakan keadaan dimana kita tidak gelisah, merasa aman dan tentram. Pembahasan khotbah kali ini berbicara tentang, mengapa kita harus tenang.
Apa yang akan terjadi jika kita tidak tenang? Jika kita tidak tenang kita tidak dapat berdoa, seperti yang tertulis di Alkitab, jadi marilah kita menjadi tenang agar kita bisa berhubungan dengan Tuhan, dan serahkan pada Tuhan semua masalah yang membuat kita tidak tenang.
Mengapa hanya dekat Allah saja kita tenang? Ada beberapa alasan yang dibahas kali ini yang membuat kita tenang ketika kita dekat dengan Tuhan, antara lain:
Dari pada-Nyalah keselamatan kita (Maz. 62:2b)
Hanya dialah gunung batu kita (Maz. 62:3a)
Sebab dari pada-Nyalah harapan kita (Maz. 62:6b)
Tuhanlah kota benteng kita, tak usah kita goyah (Maz. 62:7b)
Merupakan tempat perlindungan yang telah terbukti (Maz. 46:1)
Selain lima hal tersebut masih banyak lagi alasan kenapa kita tenang jika dekat dengan Tuhan. Oleh karena itu marilah kita mendekat pada Tuhan.
Bagaimana supaya kita dapat dekat dengan Tuhan? Jika kita mau dekat dengan Tuhan maka kita harus mempersembahkan dulu hidup kita sepenuhnya pada Tuhan, dengan begitu kita menjadi milik-Nya dan Dia akan melindungi kita sehingga kita dapat menjadi tenang.
Oleh karena itu supaya kita tenang dalam menjalani hidup ini marilah kita dekat dengan Tuhan dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati. (~WS)
~ Pengkhotbah: Bpk. Nevlin Lintang (Utusan Pelrap Wilayah)
di Ibadah Raya – Minggu, 13 September 2015
Ringkasan Khotbah ~ Ada kuasa saat kita mendekat pada Yesus
Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh.
Minggu, 06 September 2015
Markus 5:27-28
Mujizat itu kadang terjadi secara langsung tapi kadang perlu proses. Wanita dalam Firman Tuhan kali ini sudah lama mendengar tentang Yesus, tapi dia tidak memiliki tindakan sebelumnya untuk mencari Yesus, karena mungkin masih ada cara lain untuk menyembuhkannya seperti para tabib. Apakah kita seperti wanita ini, yang sebelumnya tak memiliki tindakan untuk datang kepada Yesus. Kalaupun belum mari datang kepada-Nya.
Pada Markus 5:27b-28 menunjukan bahwa wanita itu telah merubah pola pikirnya sehingga ia memutuskan masuk kedalam kerumunan orang banyak itu dengan keyakinan asal menjamah jubah Yesus ia akan sembuh, dan karena imannya, pendarahannya berhenti dan seketika itu juga ia merasakan kesembuhan dari penyakit yang dideritanya (Mark. 5:29). Kita harus mencontohi sikap wanita tersebut yang mau mendekat pada Yesus.
Mungkin kita berpikir hal itu mustahil terjadi tapi dengan kuasa Tuhan segala sesuatu dapat terjadi, karena mujiza itu adalah sesuatu yang berada diluar pemahaman/pemikiran kita.
Mengapa kita harus mendekat kepada-Nya? karena ketika kita mendekat kepada-Nya maka ia akan mendekat pada kita. (Yak. 4:8)
Mengapa mujizat dapat terjadi? Mujizat dapat terjadi disaat kita tak bimbang, karena kita tak dikehendaki untuk bimbang oleh Tuhan, karena kebimbangan tak menimbulkan mujizat (Yak 1.1-8) dan malah menjauhkan kita dari mujizat.
Apa yang dilakukan wanita itu sehingga dapat mendekat dan berjumpa dengan Yesus? Ada beberapa hal yang dilakukan wanita itu sehingga dapat berjumpa dengan Yesus, diantaranya adalah:
- Hadapi masalah dengan pikiran jernih/hikmat dari
surga.
- Harus fokus pada Tuhan.
- Percaya bahwa ia akan menyelamatkan kita.
- Percaya kalau dengan Yesus tak ada yang mustahil.
Apa yang terjadi setelahnya? setelah segala sesuatu yang dilakukan wanita itu untuk datang mendekat pada Yesus, akhirnya membuahkan hasil yaitu dia sembuh dari penyakitnya. Karena segala jerih payah kita dalam Tuhan tidak sia-sia. Tuhan Yesus memberkati. (~WS)
~ Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu STh. (Gembala Sidang)
di Ibadah Raya – Minggu, 06 September 2015