Blog ini merupakan kumpulan warta jemaat yang diterbitkan pada GPdI Immanuel Rerer-satu beserta berita-berita yang terkait dalam perjalanan pelayanan dari GPdI Immanuel Rerer-satu. Semoga dapat menjadi berkat buat banyak orang.

Ringkasan Khotbah ~ Mengucap Syukur

Pengkhotbah: Pdm. Frenny Sondakh-Nayoan STh.
Minggu, 15 September 2019

Mazmur 100:1-5

Mengucap syukur itu bukan hanya perlu tapi harus kita lakukan didalam kehidupan kita. Mengucap syukur dalam keadaan yang baik itu pasti sangatlah muda. Tapi ketika kita mengalami kegagalan, kekecewaan sangat sulit sekalih untuk mengucap syukur. Tapi seharusnya tidak ada alasan sehingga kita tidak mengucap syukur. Mengucap syukurlah dalam segala hal, karena itulah kehendak Tuhan (1 Tes. 5:18), itulah yang Tuhan mau, karena Allah turut bekerja dalam segala sesatu, untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28). Jadi apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, disitu Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan.


Bersyukur adalah tanda Roh Kudus (Ef. 5:18-20). Dengan Roh Kudus ada didalam kehidupan kita, Roh Kudus memampukan kita bersukacita, Roh Kudus akan memampukan kita untuk bernyanyi bagi Tuhan, bersorak bagi Tuhan. Mengucap Syukur adalah tanda Roh Kudus bekerja dalam kehidupan kita. Dengan memiliki Roh Kudus kita mampu mengucap syukur dalam segala hal (Luk. 10:21). Oleh karena itu kita harus penuh dengan Roh Kudus, minta kepada Tuhan. Minta Tuhan berkarya dalam kehidupan kita. Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan kita. Roh Kudus adalah kekuatan kita di akhir zaman ini. Kekuatan Roh Kudus tidak bisa dikalahkan oleh kuasa apapun yang ada didunia ini.

Mengucap syukur adalah tanda orang yang beriman (Luk. 17:15:19). Orang Samaria adalah orang asing, bukan orang Yahudi, tapi dia memiliki iman, Yesus melihat iman dalam hatinya, Yesus melihat kesungguhan hatinya. Orang yang beriman tahu mengucap syukur. Orang yang tidak bisa mengucap syukur, berarti ada masalah dengan kerohaniannya. Mari mengucap syukur karena itu adalah tanda kita beriman pada janji-janji Allah. Orang yang beriman tahu mengucap syukur. Tuhan melihat iman kita. seberapa jauh kita mempercayai janji-janji firman Tuhan, begitu juga yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita. Tuhan mencari iman orang percaya. Disitu Tuhan bekerja, melakukan perkara-perkara yang ajaib dalam kehidupan kita.

Mengucap syukur bukan perasaan tapi pilihan (Hab. 3:17-19). Tuhan mampu melakukan hal apapun dalam kehidupan kita. Dalam Habakuk ini dituliskan semuanya mengecewakan. Adakah dalam kehidupan kita mengecewakan, adakah dalam kehidupan kita melihat seperti yang terjadi dalam ayat 17. Walaupun hati masih belum enak, tapi mengucap syukurlah. Karena mengucap syukur adalah pilihan bagi orang-orang percaya. Tuhanlah yang menyelamatkan kita dalam kondisi apapun Tuhan melindungi kita. Jangan beri kesempatan pada iblis untuk mempengaruhi perasaan kita, mulailah bersukacita, bersyukur pada Tuhan, karena bersyukur itu adalah pilihan. Dan orang benar akan hidup oleh percayanya. Apapun keadaan kita jangan lupa untuk bersyukur pada Tuhan, karena Tuhan itu baik.

Mengucap syukurlah karena itu adalah kehendak Tuhan, mengucap syukur adalah tanda Roh Kudus ada dalam kehidupan kita, mengucap syukur tanda kita beriman pada janji Tuhan dan mengucap syukur bukan berdasarkan perasaan tapi pilihan kita. (dr)

~ Pengkhotbah: Pdm. Frenny Sondakh-Nayoan STh.
(Ibu Rohani dari GPdI Alfa Omega Kaluku, SULBAR)
Ringkasan Khotbah di Ibadah Raya - Minggu, 15 September 2019
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer

Arsip Blog

Spotify

Recent Posts