Minggu, 03 Desember 2017
Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
1 Korintus 1:18-19
Korintus adalah kota yang memiliki banyak orang-orang terdidik. Korintus merupakan kota yang mempunyai banyak orang pinter. Tuhan tidak menghendaki kita menjadi orang-orang bodoh. Namun banyak orang-orang terpelajar di Korintus yang tidak didasarkan pada landasan-landasan rohani, sehingga Paulus menulisksan tentang perbedaan hikmat Allah dan hikmat manusia. Kita boleh mencapai gelar apapun, tapi kalau kita tidak mendasarinya dengan nilai-nilai rohani, itu hanyalah kebodohan bagi Allah.
Sehingga Paulus mengawali topik pada surat ini dengan perpecahan dalam jemaat (1 Kor. 1:10-17). Paulus menuliskan ini karena mereka terbagi-bagi menjadi 4 golongan, karena hikmat mereka dilandaskan pada pola pikirnya saja. Orang berhikmat menurut ukuran dunia adalah gelar dan lain-lain. Namun hikmat ini akan dihapuskan oleh Tuhan kalau hikmat ini tidak didasarkan pada hal-hal rohani. Orang-orang terpelajar menjadi orang-orang yang dipenjara karena gagal menggunakan hikmat yang benar dalam kehidupan mereka. Hikmat adalah kemampuan Rohani untuk melihat dan menilai dari sudut pandang Allah. Kita semua bisa mencapai pendidikan yang tinggi, tapi hikmat harus didasarkan dengan nilai rohani yaitu kemampuan rohani. Kalau jemaat korintus mendasari hikmat mereka dengan hikmat rohani tidak ada perpecahan disana.
Pemberitaan tentang Salib Kristus harus lebih besar dari kita. Jangan sampai nilai salib Kristus itu tidak ada artinya. Paulus ingin mengangkat pamor salib, karena bagi orang yang akan binasa salib adalah kebodohan, tapi bagi kita yang diselamaatkan salib itu adalah kekuatan Allah.
Kristus adalah titik yang harus kita lewati untuk mencapai pencapaian yang sesuai dengan kehendak Allah. Ketika darah Habel dicurahkan maka gaum tentang permusuhan bergemah keseluruh dunia. Namun ketika darah Kristus dicurahkan maka kebersamaan itu bergemah, karena kasih Kristus. (1 Kor. 1:10) Jika kita seia sekata kita dapat mengatakan bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Yesus mewujudkan segala ketaatannya pada Salib. Ketaatan membuat kita aman. Semua kerendahan Yesus sudah diwujudkan disalib. Jangan merasa lebih dari orang lain, kalau kita punya kelebihan sadari bahwa semua hanya anugrah Tuhan dalam kehidupan kita. Kebanggaan kita adalah salib. (dr)
di Ibadah Raya - Minggu, 03 Desember 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar