Minggu, 03 September 2017
Matius 27:45-56
Yesus adalah Anak Allah tapi Ia mengosongkan diri-Nya memilih menjadi seorang hamba/manusia. Dalam kehidupan-Nya ia merendahkan diri, taat sampai mati di kayu salib. Biarlah kita juga meneladani apa yang dilakukan Yesus yang mau mengosongkan diri-Nya (Fil. 2:5-8). Kalau kita berani mengosongkan diri kita, saat kita ditekan kita pasti akan ditinggikan Tuhan, diangkat Tuhan. Seperti halnya balon yang didalamnya kosong jika itu ditekan kedalam air, pasti balon itu akan kembali keatas.
Kalau kita mengosongkan diri kita tidak akan ada orang yang berani menekan kita. Jika pun ada yang menekan kita semakin dalam kita ditekan semakin tinggi kita diangkat. Jangan andalkan kekuatan kita, atau berseru pada siapapun, berserulah pada Tuhan (Yer. 17:7, 8, 5). Saat mengalami tekanan berseru pada Tuhan, andalkan Tuhan jangan andalkan kekuatan sendiri. Karena terkutuklah orang yang mengandal-kan kekuatan manusia.
Selain mengosongkan diri, Yesus menyerahkan nyawa-Nya (Mat. 27:50). Serahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan karena Tuhan yang memelihara kita (1 Ptr. 5:7; Yer. 17:7-8), jangan andalkan kekuatan Manusia. Belajar berserah kepada Tuhan, tidak usah kwatir, karena kekwatiran akan membungkukkan orang, orang yang kwatir akan selalu melihat kebawah, tidak sanggup melihat indahnya rencana Tuhan dalam kehidupannya. Persenjatai hidup kita dengan mengetahui rencana Tuhan yang indah dalam hidup kita.
Kosongkan diri kita semakin kita ditekan, semakin besar peluang untuk muncul. Kalau tidak ada orang yang peduli dengan kita, ada tangan Tuhan yang peduli dengan kita. Ke-Allah-an Yesus dihina saat dikayu salib, tapi akhirnya Dia ditinggakan, Dia diakui sebagai Anak Allah (Mat. 27:54). Biarlah orang lain mengakui hidup kita adalah anak Tuhan. Inilah kebanggaan kita, saat kita diakui orang sebagai anak Tuhan.
Yesus rela melakukan semuanya itu agar gereja-gereja Tuhan, anak-anak Tuhan diangkat. Kita bisa mencari-cari dukungan untuk membela kita, tapi serahkan semuanya pada Tuhan. Biarlah orang menilai kita benar-benar adalah anak Tuhan. Orang yang kosong tidak bisa tenggelam, orang yang kosong pasti muncul. Jangan bangun kubuh untuk bertengkar dengan orang lain. Dan ketika kita mengosongkan diri kita, dan menyerahkan hidup kita pada Tuhan, kita akan dikatakan anak-anak Allah. (Shryl.S)
di Ibadah Raya - Minggu, 03 September 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar