Blog ini merupakan kumpulan warta jemaat yang diterbitkan pada GPdI Immanuel Rerer-satu beserta berita-berita yang terkait dalam perjalanan pelayanan dari GPdI Immanuel Rerer-satu. Semoga dapat menjadi berkat buat banyak orang.

Ringkasan khotbah ~ Benih ditanah yang baik

Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th.
Minggu, 27 Juli 2014

Matius 13:23

Firman yang jatuh ditanah yang baik adalah orang yang mengerti Firman sehingga dia dapat berbuah. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengerti Firman antara lain menanyakan hal yang tidak kita mengerti kepada orang yang kita anggap lebih tahu hal ini.

Pada dasarnya ada dua jenis buah yaitu yang baik dan yang buruk. Pada Matius 21:18, Yesus mengutuk pohon ara karena tidak berbuah. Pohon ara itu sendiri berbuah 2 kali setahun, dan dari musim berbuahnya itu terdapat buah bungaran (Kel. 34:26) yaitu buah yang pertama setelah daun-daunnya gugur karena musim dingin. Dari hasil yang kita punya ada 2 bagian yang dimiliki Tuhan yaitu: Buah Sulung (Amsal 3:9-10) dan perpuluhan (Maleaki 3:10).

Kenapa Yesus mengutuk pohon ara? karena seharusnya pada waktu Yesus mengunjungi pohon ara tersebut, itu merupakan waktunya pohon ara menghasilkan buah bungaran tetapi pada saat itu Yesus tidak mendapatkan buah bungaran dipohon itu, karena sudah diambil oleh pemiliknya.

Terdapat 2 buah yang baik:

1) Buah Pemberian, contohnya, uluhasil, persembahan, perpuluhan, dengan kata lain buah pemberian ini merupakan pelayanan kita lewat berkat yang ada pada kita. Namun ternyata buah pemberian ini merupakan prioritas nomor dua.

2) Buah Moral, buah moral merupakan prioritas yang utama, yaitu buah dari sikap kita, Saul mempunyai buah pemberian yang baik namun dia tidak menuruti Firman Tuhan (1Sam. 15:22), buah yang utama adalah bukti moral kita.

Yesus berkata belajarlah kepadaku, apa yang seharusnya kita pelajari dari Yesus? yaitu lemah lembut dan rendah hati (Mat. 11:29). Lembut disini adalah sikap yang dapat membuat kita tenang. Kita harus belajar pada Yesus agar kita dapat memberikan buah moral kita pada Yesus. Pilihan ada pada kita apakah kita ingin memiliki tanah hati yang baik atau tidak, apakah kita ingin menghasilkan buah yang baik atau tidak.

Milikilah tanah yang baik agar setiap benih yang tumbuh dalam hati kita dapat tumbuh subur dan berbuah dan menghasilkan buah pemberian dan yang paling utama adalah buah moral.

Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th (Gembala Sidang)
di Ibadah Umum - Minggu, 27 Juli 2014

Share:

Ringkasan khotbah ~ Mengucap Syukur

Pengkhotbah: Pdt. Roy Sinaulan S.Th
Minggu, 20 Juli 2014

1 Korintus 15:57-58

Kita telah diberikan kemenangan oleh Tuhan, oleh karena itu kita wajib mengucap syukur. Kita ada bukan karena kehebatan kita namun karena penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Banyak hal yang telah kita hadapi namun satu hal Tuhan tidak pernah mengecewakan kita. sesulit apa pun situasi yang datang dalam hidup ini berdirilah teguh, jangan goyah karena Tuhan menyertai kita dalam setiap hidup kita.

Kita sudah banyak mengalami pertolongan Tuhan, oleh karena itu untuk mensyukuri penyertaan Tuhan dalam hidup kita marilah kita lakukan pelayanan yang dipercayakan kepada kita dengan sungguh-sungguh.

Dihari pengucapan syukur ini mari kita melayani Tuhan dengan giat, sebagai wujud dari ucapan syukur kita kepada Tuhan. Selagi kita sehat, selagi kita kuat mari berikan hidup kita untuk lebih giat melayani Tuhan.

Banyak orang kecewa dalam mengiring Tuhan, tapi marilah kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, segala persoalan pergumulan kita kepada Tuhan, karena Tuhan selalu menyertai kita disetiap langkah kita.

Hari ini merupakan hari pengucapan syukur di wilayah minahasa, Tuhan telah memberikan banyak hal untuk kita, baik itu nafas, kesehatan, berkat jasmani dan rohani. Tapi yang menjadi pertanyaan apakah yang telah kita b'ri untuk Tuhan? Sudah kah kita meresponi kebaikan Tuhan dalam hidup kita dengan benar.

(penutup oleh bapak gembala setempat)
Ada 3 hal untuk meresponi rasa syukur kita pada Tuhan:
- Berdirilah Teguh,
- Jangan goyah, dan
- Giat Selalu.

Dan baiklah kita bersukacita bukan karena berkat yang kita terima di dunia ini melainkan karena nama kita tercatat dalam kerajaan sorga. (Lukas 10:20)

Pengkhotbah: Pdt. Roy Sinaulan S.Th (dari Kalimantan Timur)
di Ibadah Umum - Minggu, 20 Juli 2014

Share:

Ringkasan khotbah ~ Belajar Mengerti Firman

Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th
Minggu, 13 Juli 2014

Matius 4:1-4

Ayat Alkitab ini bercerita tentang pencobaan yang dialami Yesus ketika berpuasa 40 hari 40 malam, ternyata di Alkitab puasa 40 hari ini tidak hanya dilakukan oleh Yesus namun ada beberapa orang yang melakukan hal serupa antara lain Elia, Musa, dll. 40 hari ini ternyata merupakan batas kemampuan manusia bertahan untuk tidak makan dan minum.

Dalam ayat ini iblis mencobai Yesus dengan menyuruh untuk mengubah batu menjadi roti, namun Tuhan tidak melakukannya, hal tersebut dikarenakan mujizat itu hanya untuk manusia bukan untuk iblis, karena mujizat berfungsi untuk menguatkan kita. Saat dicobai Yesus menyampaikan dasar firman yaitu "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat 4:4). Pencobaan pertama ini adalah masalah makan, persoalan makan ini merupakan kebutuhan primer (kebutuhan utama) manusia.

Menyediakan pelayanan kasih saat pengucapan itu tidak salah, yang salah jika makan dan minum tanpa didasarkan dengan Yesus. Hari Raya Pengucapan Syukur di Sulawesi Utara menjadi sorotan, karena uang yang dikeluarkan setiap keluarga tidaklah sedikit, dan terkadang dipergunakan secara berlebihan misalnya membeli bir dengan harga 2,5 Juta Rupiah. Bagaimana halnya dengan gereja, seberapa besarkah uang yang berani diberikan kepada gereja?

Kita boleh makan dan minum, mempersiapkan makan, tapi utamakan Yesus diatas makanan tersebut. Urusan makan disini berbicara tentang ekonomi, jika Rohani kita baik / stabil, otomatis ekonomi kita juga akan membaik, namun ada beberapa penghambat yang membuat rohani kita menjadi tidak stabil, antara lain:

Tidak mengerti Firman (Mat. 13, Kis. 8:26-40). Seharusnya kita membaca dan mendengar Firman kemudian mengerti akan Firman tersebut agar kita dapat menghasilkan buah dari Firman itu, dan akibat dari tidak mengerti Firman, Firman itu akan dicuri Iblis dalam hati kita sehingga menyebabkan kita tidak berbuah bahkan mungkin akan menghina Firman, sehingga kita mendapat hukuman karena ketidak pahaman kita terhadap Firman Tuhan (Amsal 13:13, Amsal 19:16).
Baiklah kita belajar mengerti Firman, karena Tuhan tidak akan meninggalkan kita, saat kita belajar Firman-Nya (Luk. 24:45).

Pengkhotbah: Pdt. Vecky Mamentu S.Th
(Gembala Sidang)
di Ibadah Umum - Minggu, 13 Juli 2014
Share:

Ringkasan khotbah ~ Tetap Setia Mengiring Yesus

Pengkhotbah: Pdt. Salem Singon S.Th (Pulau Talisei)
Minggu, 15 Juni 2014

Kisah Para Rasul 2:41-47
Seminggu yang lalu kita telah merayakan hari ketuangan Roh Kudus (hari Pentakosta), dan biarlah dengan perayaan itu kita dapat mengerti makna kekristenan. Yaitu Allah memilih kita untuk menjadi pelayan-pelayan. Dalam kita melayani Tuhan, ternyata Tuhan menyediakan berkat yang dapat kita nikmati.

Banyak hal yang datang dalam kehidupan kita baik maupun buruk, tapi dibalik semuanya itu jangan kita mundur dari mengiring Tuhan. Melainkan apapun keadaan kita, kita harus tetap semangat dalam melayani Tuhan, karena Tuhan pasti tidak akan meninggalkan kita untuk berjalan sendiri dalam setiap kondisi hidup yang kita alami.

Pada jemaat mula-mula seperti yang terdapat dalam Kisah Para Rasul 2:41-47, apapun yang mereka lakukan, dilakukan dengan tujuan untuk kemuliaan nama Tuhan. Karena kita dipilih Tuhan untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Jika kita tulus mengiring Tuhan ada berkat yang Tuhan janjikan, dan janji Tuhan adalah ya dan amin. Janji jika kita mengenal Allah antara lain terdapat pada 2 Petrus 1:3-11. Tuhan itu baik dan tak terbalas kasih-Nya, setia saja pasti Tuhan plihara. Tuhan melihat kebutuhan kita asalkan kita bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan Tuhan yaitu bersungguh-sungguh menambahkan kebajikan pada iman kita dan seterusnya (2 Ptrs. 1:5-7). Dan jika kita mampu melakukan hal ini maka kita akan lebih giat dan berhasil mengenal Allah (2 Ptrs. 1:8).

Terkadang kebaktian-kebaktian ada di internet, tetapi kita harus memiliki pengetahuan untuk memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk, karena tidak semua yang disuguhkan internet itu adalah baik, ada banyak hal yang dapat menyesatkan kita. Oleh karena itu kita harus belajar untuk mengenal Tuhan, agar kita tidak disesatkan oleh teknologi saat ini, yang dapat menyebabkan kita mundur dari pelayanan.

Marilah kita melakukan pekerjaan Tuhan dengan tulus dan sungguh-sungguh, dengan demikian Tuhan takkan membiarkan kita dan Tuhan akan bekerja dalam Kehidupan kita.

Karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang luar biasa.

Ringkasan Khotbah dari Pdt. Salem Singon S.Th
(dari Aer Banua, Pulau Talisei, Likupang Utara)
di Ibadah Umum - Minggu, 15 Juni 2014

Share:

Ringkasan khotbah~ Panggilan / Pemilihan

Pengkhotbah: Pdt. Tonny Sumoket S.Th (Kep. Riau)
Minggu, 01 Juni 2014

Roma 8:26-30

Dalam ayat ini Paulus menjelaskan mengenai posisi orang-orang percaya, jangan kita hanya sekedar menjadi orang Kristen. Saat orang Kristen mampu menyadari posisinya maka dia dapat menikmati statusnya sebagai anak Tuhan, dan mengetahui bahwa semuanya ini ada dalam rencana Allah. Orang Kristen harus menyadari bahwa Allah-lah yang memilih kita bukan kita yang memilih untuk menjadi pengikut-Nya (Ef. 1:4).

Ada banyak rancangan Allah, namun jika kita termasuk orang Kristen, kita adalah rancangan pilihan Allah. Setelah Allah menentukan posisi kita dalam rancangan-Nya, maka Allah akan memanggil kita (Rm. 8:29). Saat Allah memilih kita, Allah akan membenarkan kita, yang berarti tidak ada lagi dosa-dosa masa lalu. Oleh karna itu mari yakinkan diri kita bahwa kita sudah dibenarkan jangan biarkan penghalang-penghalang yang melemahkan kita untuk jauh dari Tuhan.

Roma 9:11 berkata sejak awal kita sudah dipanggil oleh Tuhan, dan jika kita dipilih itu merupakan kedaulatan Tuhan yang hanya oleh kemurahan hati Allah (Rm. 9:15-16). Maka kalau kita masih Anak Tuhan, itu adalah pilihan Tuhan dan kemurahan hati Allah.

Allah memang memilih dan membenarkan kita namun hal itu tidak terjadi begitu saja, tetapi ada proses bantuan Roh Kudus dalam kelemahan kita. Kita harus berjuang dengan bantuan Roh Kudus dalam mengatasi kelemahan kita. Kelemahan kita merupakan pemicu kehancuran karya Tuhan dalam hidup kita, namun dengan adanya Roh Kudus kelemhan dapat diubah menjadi suatu keuntungan dan sumber berkat bagi orang lain. Mencari Roh Kudus membutuhkan proses yang nantinya akan menghasilkan kepenuhan Roh Kudus. Kita harus mencari kepenuhan Roh Kudus, bukan hanya sekedar bahasa Roh untuk menipu banyak orang.

Kadang kita lemah dalam pikiran dan perasaan, namun saat Allah memilih kita, Allah mengetahui kelemahan-kelemahan kita, sehingga diberikannya Roh Kudus untuk membantu kita dalam mengatasi kelemahan-kelemahan kita dan menjadi lebih serupa dengan Kristus.

Mari kita minta Roh Tuhan untuk membantu kita dalam mengatasi kelemahan-kelemahan kita.

Ringkasan Khotbah dari Pdt. Tonny Sumoket S.Th (dari Kep. Riau)
di Ibadah Umum - Minggu, 01 Juni 2014

Share:

Ringkasan khotbah ~ Karakter

Pengkhotbah: Pdt. Jery Kumontoy
Minggu, 25 Mei 2014

Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
1 Timotius 4:16

Kita sebagai anak-anak Allah harus memiiki karakter, karakter berbicara tentang hal positif. Yesus merupakan Tuhan yang memiliki karakter. Dimanapun Dia pergi, Dia menunjukan sifat-sifat yang baik, sifat-sifat seperti apa saja yang dimilik Tuhan, dapat dilihat pada Galatia 5:22-23, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran dll.

Apa akibat jika kita kehilangan sifat-sifat yang disebutkan dalam Galatia 5:22-23, kita akan menjadi orang yang tidak mengandalkan kekuatan Tuhan melainkan hanya diri kita sendiri, dan pada akhirnya kita dengan mudah dimanfaatkan oleh iblis, karena itu awasilah diri kita masing-masing.

Ada hal-hal atau sifat-sifat yang tidak disukai oleh Yesus:

Pemarah (Mat 19:13-15), ayat ini bercerita saat murid-murid memarahi orang-orang yang ingin membawa anak-anaknya pada Yesus. Biarlah kita sebagai orang kristen jangan mempunyai sifat yang pemarah, melainkan milikilah sifat yang berbelas kasihan, dan jangan bersifat arogan. Mari kita kuasai diri dari kemarahan, awasi diri kita karena dunia sedang menciptakan hal-hal yang akan menjatuhkan kita.

Sombong (Mat 19:16-26), kisah ini bercerita tentang seorang anak muda yang kaya dan sudah memahami firman Tuhan. Kesombongan menyebabkan kita jauh dari kerajaan Allah, tidak ada tempat untuk orang sombong di surga. Seharusnya kita memiliki kerendahan hati. Mari kita memperhatikan diri kita dalam perbuatan dan tingkah laku kita.

Tidak rela berkorban (Mat 19:27-30), dalam kisah ini para murid dalam hal ini Petrus mulai mempertanyakan balasan dari mengikut Yesus, mulai meragukan Yesus. Namun Yesus menjawabnya dalam ayat 29, janji mengikut Yesus adalah berlipat ganda akan apa yang dikorbankan, dan hidup kekal

Karena Kasih Allah yang besar kita menerima hidup, untuk apa kita memiliki dunia ini tapi kehilangan hidup yang kekal. Karena itu mari kita miliki karakter seperti Kristus agar kita tidak mudah diperdaya oleh iblis.

Ringkasan Khotbah dari Pdt. Jery Kumontoy (dari Sorong)
di Ibadah Umum - Minggu, 25 Mei 2014

Share:

Ringkasan khotbah ~ Kita Harus Berbuah

Pengkhotbah: Ir. John Nangin
Minggu, 18 Mei 2014

Markus 11:12-14, Lukas 13:6-9

Kita harus berbuah, karena berbuah itu adalah perintah Tuhan. Pada pembacaan Alkitab kali ini berceriterakan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Sekilas tentang pohon ara, pohon ara ini merupakan pohon yang berdaun lebat dan berbuah sepanjang tahun tanpa mengenal musim walaupun pohon ini hanya berbuah banyak pada musimnya, dan pohon ara pada waktu itu tidak ditanam melainkan hanya tumbuh secara alami. Dan dalam kisah ini yang dicari Yesus adalah buah, bukan daun untuk berteduh atau hal lain dari pohon ara itu.

Buah ara dalam hal ini berbicara tentang buah rohani (Gal 5:22-23). Sebagaimana pohon ara, kita pun harus bisa berbuah. Yang menjadi pertanyaan bagaimana agar kita berbuah? Kita harus merehabilitasi iman, dengan cara: mencangkul, memupuk, dan mengendalikan hama.

Mencangkul. Fungsi dari mencangkul: ...

1) Mengeluarkan batu, lahan dalam hal ini seumpama hati kita, dan jika hati kita berbatu maka firman akan sulit bertumbuh di lahan hati kita, sehingga benih-benih firman yang masuk akan ditolak hati kita.
2) Membalikan tanah, berarti membuka semua hal yang tertutup dihadapan Tuhan. Mengakui kesalahan-kesalahan yang kita perbuat.
3) Mengeluarkan gulma, gulma dalam hal ini adalah kebiasaan buruk atau penyakit-penyakit rohani yang pada umumnya kita tidak tau tapi orang lain yang tau tentang penyakit rohani kita.
4) Menggemburkan tanah, sehingga perputaran udara diakar tanaman menjadi lebih baik, dalam hal ini udara berbicara tentang Doa, kunci keberhasilan orang percaya adalah Doa, salah satu contoh tokoh Alkitab yang berhasil karena doa adalah Daniel.

Memupuk, fungsi pupuk ini adalah memberikan makanan pada tanaman, begitu juga dengan kita, Firman Tuhan adalah makanan Rohani. Jika tanah hati kita subur, maka iman kita akan bertumbuh dan berbuah. Firman Tuhan harus selalu dalam hati kita agar tanah hati kita akan selalu subur. Firman Tuhan juga membuat kita berhikmat dalam menjalani hidup ini (Rm. 1:16, Ef. 6:10-12). Bila hati kita ada Firman Tuhan kita bisa tahu arah tujuan Tuhan dalam hidup kita. Mengerti = menyenangkan hati = berkenan = diberkati.

Mengendalikan hama, Hama yang biasanya menyerang pohon pada umumnya adalah penggerek batang, yang dalam hal ini berbicara tentang akar pahit dalam hati, yang jika dibiarkan lama akan membuat kita mati rohani, tentu dengan mati rohani kita tidak bisa menghasilkan buah-buah rohani.

Marilah kita menjadi orang kristen yang berbuah, bukan seperti bonsai yang indah kelihatan namun tidak berbuah.

Share:

Postingan Populer

Spotify

Recent Posts