Minggu, 24 September 2017
Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan berjalan kaki.
1 Samuel 4:5,10
Pembacaan kita ini merupakan catatan sejarah yang besar dari bangsa Israel dimana pada masa itu orang Israel mengalami kekalahan melawan orang Filistin. Pada saat itu bukan hanya satu kali bangsa Israel kalah namun sampai 2 kali. Pada kekalahan yang pertama, bangsa Israel teringat kepada tabut perjanjian, tabut perjanjian yang didalamnya berisi bokor yang berisi mana (Roti makanan umat israel dipadang gurun), Tongkat Harun yang bertunas dan 2 buah loh batu yang bertuliskan hukum Tuhan. Tabut perjanjian merupakan ikatan perjanjian antara umat Israel dengan Allah, dimana ada tabut perjanjian disitu Tuhan hadir.
Disaat Tabut Perjanjian ada diarena pertempuran bangsa Israel bersorak dan bumi bergetar. Sorakan merupakan salah satu cara bangsa Israel untuk memuji Tuhan, memuliakan Tuhan. Maksud dan tujuan dari bangsa Israel bersorak adalah untuk memuliakan Tuhan sehingga Tuhan turut berperang bersama dengan umat Israel. Sama halnya ketika umat Israel merobohkan tembok Yerikho. Namun saat itu umat Israel dipukul kalah pada pertempuran yang ke dua itu, bahkan Tabut Perjanjian direbut oleh orang Filistin. Mengapa hal tersebut terjadi? Padahal seharusnya jika melihat perjalanan sebelumnya saat ada tabut perjnajian dan bersorak seharusnya bangsa Israel menang, namun hal tersebut tidak terjadi. Ternyata kekalahan tersebut dikarenakan Bangsa Israel bersorak bukan karena alasan memuji Tuhan, meninggikan Tuhan, motivasi mereka bersorak bukan dari Roh Tuhan melainkan hanya didasari dengan emosi.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan kekalahan bangsa Israel, dalam 1 Sam 2:12, 29-31 terdapat 3 perilaku yang salah.
1) Pemimpin, Hamba Tuhan/Gembala/Tokoh spiritual yang berperilaku salah, dimana saat itu umat Israel melakukan dosa namun Tokoh Spiritual tidak mau menegur umat yang melakukan dosa.
2) Perilaku kepala keluarga yang salah, dikarenakan Imam Eli telah mengetahui perilaku anak-anak-Nya, namun ia membiarkan hal tersebut.
3) Anak-anak Imam eli tidak mngindahkan Tuhan.
Akibat dari 3 hal tersebut mengakibatkan kekalahan pada Bangsa Israel saat itu. Ternyata dosa masa itu telah begitu kompleks dimana dari pimpinan sampai kepada anak-anak tersebut melakukan dosa. Untuk itu belajarlah dari perjalanan Bangsa Israel. Jauhi dosa! (Rhe.P)
~ Pengkhotbah: Pdt. Fredy Singon (dari Sawangan)
di Ibadah Raya - Minggu, 24 September 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar