Minggu, 18 Desember 2016
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. ...
1 Yohanes 3:16, 18; Yohanes. 3:16
Cermin merupakan salah satu hal yang paling penting dalam hidup kita untuk merefleksikan apa yang ada pada diri kita. Kita membutuhkan cermin untuk melihat apa yang kurang (ataupun lebih) dalam hidup kita. Dalam hal ini berkaca harus kita lakukan sebelum melakukan aktifitas kita untuk mempersiap-kan diri kita.
Dan saat ini kita akan bercermin melalui firman Tuhan mengenai kasih yang kita miliki dan kasih yang Allah miliki. Ada 3 hal ukuran kebesaran Kasih Allah:
1) Objek Kasih Allah: Dunia yang jahat (Yoh. 1:22; 3:19), banyak orang lebih menyukai kegelapan dari pada kasih Allah (Rm. 1:23,25). Kasih Manusia terbatas, kadang hanya dengan perkataan bisa menghilangkan kasih kita kepada orang lain. Mari kita bercermin kepada kasih Allah yang dalam hal ini menjadikan kita, manusia yang berdosa, yang tidak mau menyembah/memuji Dia, dijadikan sebagai objek kasih Allah.
2) Wujud kasih Allah (Yoh. 3:16b). Manusia terbatas dalam memberi sesuatu kepada sesama sebagai wujud ungkapan kasihnya, kita kadang hanya memberi kepada orang yang selalu berbuat baik pada kita. Tapi Allah memberi yang terbaik, satu-satunya, yang mahal, yang paling berharga, yang tunggal kepada manusia yang jahat, hancur, rusak dengan cara bukan hanya diberikan melainkan dikorbankan.
3) Tujuan/sasaran dari kasih Allah (Yoh. 3:16c). Supaya kita yang jahat dan murtad tidak binasa tapi beroleh hidup yang kekal, hidup yang kekal itu berarti kehidupan sesudah kematian dan kehidupan dalam pertobatan yang memiliki kualitas hidup (Rm. 8:29).
Kita telah diangkat menjadi anak Allah lewat pengorbanan yang terbaik dari-Nya, supaya kita beroleh semua yang terbaik, berkualitas dari Allah itulah kebesaran kasih Allah.
Bagaimana dengan manusia (kita)? kita tidak akan pernah mampu oleh karena itu Allah memberikan Roh Kudus untuk menolong kita menuju kepada kesempur-naan yang serupa dengan Kasih Allah, berusahalah untuk itu, dan kita harus mampu merefleksikan kasih Allah dalam hidup kita kepada sesama. Ketika kita menerima kasih Allah dan kita merefleksikannya dengan pertolongan Roh Kudus yang menguasai kita, lewat buah roh yaitu kasih, maka kita akan membawa banyak jiwa datang kepada Allah. Dari hal ini kita dapat berkaca tentang seberapa besar kasih kita kepada Allah dan sesama kita. (Ithie.M)
~ Pengkhotbah: Pdt. DR. Robby Wagey MTh. (dari Batu, JATIM)
di Ibadah Raya - Minggu, 18 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar